Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik PM Malaysia soal Penanganan Kebakaran Hutan, Ini Jawaban Wapres JK

Kompas.com - 29/09/2019, 10:41 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menegaskan bahwa Indonesia tidak berdiam diri dalam masalah bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

Berbicara kepada wartawan di New York, JK menyebut pemerintah Indonesia sudah berbuat banyak hal untuk mengatasi kebakaran hutan.

"Indonesia sudah mengerahkan 40 helikopter dan 40 pesawat untuk mengurangi itu (kebakaran hutan), terbesar dalam upaya operasi kita," ujar JK menjawab pertanyaan wartawan.

Namun, JK mengingatkan bahwa meski kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia banyak disebut disebabkan pembakaran untuk pembersihan lahan, namun tetap tidak lepas dari faktor alam, yakni angin yang membawa kabut asap hingga ke negara tetangga.

Baca juga: Mahathir kepada Jokowi: Saya Ingin Bertanya Mengapa Anda Tak Mau Terima Bantuan Kami?

"Korban terbesar (kebakaran hutan) adalah Indonesia, juga penduduk Indonesia. Tapi bahwa itu arah angin mengarah ke Malaysia, bagaimana kita kontrol?"

"Kita tidak ada maksud untuk itu kan? Bahwa anginnya ke barat atau ke timur," kata JK.

Pernyataan JK tersebut menanggapi kritik yang sempat dilontarkan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Mahathir sempat mempertanyakan alasan pemerintah Indonesia menolak tawaran bantuan dari Malaysia untuk mengatasi kebakaran hutan.

Menurut Mahathir, hal itu lantaran sistem dunia saat ini yang membuat dunia memaksa negara tropis untuk bertindak mengatasi kebakaran hutan.

Baca juga: Ditanya Mengapa Jokowi Tak Mau Terima Bantuan Malaysia Atasi Kabut Asap, Mahathir: Tanya Beliau

"Anda bisa menyalahkan Indonesia. Anda bisa mengkritik mereka. Tetapi mereka tidak akan bertindak apa pun dalam mengatasi kabut asap," ujar Mahathir saat itu.

"Jadi saya pikir sistem tidak mengizinkan kita untuk melakukan intervensi dari kebijakan internal negara lain," tambahnya.

Perdana menteri berusia 94 tahun itu mengatakan akan tiba masa di mana kebakaran hutan dan kabut asap meresahkan dunia dan PBB akan menyerukan bahwa itu bukan lagi isu domestik.

Menanggapi penolakan bantuan dari Malaysia, JK mengingatkan bahwa Indonesia sempat punya pengalaman menerima bantuan Malaysia.

"Dulu juga pernah pengalaman bahwa bantuannya tidak seberapa. Jangan lupa juga bahwa ada perusahaan Malaysia yang beroperasi di Sumatera dan Kalimantan," kata JK.

Baca juga: Ini Sejumlah Nama Perusahaan Malaysia dan Singapura yang Diduga Terlibat Karhutla di Indonesia

"Tapi yang terpenting isunya bahwa kita tidak bisa menjamin arah angin, bahwa kebakaran itu korbannya Indonesia yang paling tinggi."

"Sama juga dengan oksigen yang bagus, kita tidak bisa melarang bahwa itu mengarah ke barat atau ke timur."

"Jadi mari kita usaha sama-sama. Sama juga seperti kebakaran negara tetangga, tapi kita masih sanggup
mengatasi hal itu. Bahwa efekya sekarang tinggi, tidak ada yang menyangkal yang seperti itu," tambah wapres.

Baca juga: Dapat Kabut Asap dari Indonesia, Malaysia Tutup 1.200 Sekolah

Lebih lanjut, JK menegaskan bahwa tidak ada pembahasan mengenai kebakaran hutan di Indonesia selama berlangsungnya Sidang Umum PBB.

Disampaikan JK, agenda pertemuan PBB kali ini juga tidak membahas sejumlah bencana alam yang terjadi di negara-negara lain, seperti banjir di AS atau kebakaran hutan di California.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com