Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 Bocah Laki-laki Diselamatkan dari "Sekolah Penyiksaan" Nigeria

Kompas.com - 28/09/2019, 07:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

KADUNA, KOMPAS.com - Lebih dari 300 bocah laki-laki dan pemuda dilaporkan diselamatkan dari sebuah gedung di utara Nigeria setelah menjadi korban penyiksaan.

Korban termuda disebut berusia lima tahun, dengan yang paling tua berumur hampir 20 tahun ketika polisi melakukan penyerbuan.

Dilaporkan Sky News Jumat (27/9/2019), beberapa engkel mereka dirantai bersama. Adapun sisanya ada yang terlihat kakinya diborgol.

Baca juga: Tanda Tanya Kasus Salah Tangkap dan Penyiksaan terhadap Empat Pengamen Cipulir

Menurut keterangan kepolisian kota Kaduna, sejumlah korban mempunyai tanda jelas yang menunjukkan bahwa mereka habis mendapat penyiksaan.

Di [unggung seorang bocah laki-laki, terdapat luka yang mirip dengan lecutan cambuk. Beberapa korban terlihat susah untuk berjalan.

Bangunan itu diberitakan merupakan sekolah keagamaan, dengan tujuh orang, enam di antaranya diduga guru, ditahan menyusul penyerbuan oleh polisi.

Pemilik bangunan yang ikut ditangkap kepada penyelidik menuturkan, kebanyakan anak-anak dikirim oleh orangtua mereka untuk belajar agama.

Ada juga yang diserahkan karena mengalami ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang. Tak dijelaskan berapa lama mereka ada di sana.

Polisi menjelaskan, bangunan sama sekali tidak mempunyai lisensi yang disyaratkan pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan.

Anak-anak itu kini dilaporkan ditempatkan di sebuah penampungan sementara yang berlokasi di stadion Kaduna, sebelum dibawa ke penampungan lain.

Otoritas pun mencoba untuk menghubungi orangtua dari korban. Sejumlah orangtua sudah dihubungi dan berada dalam perjalanan untuk menjemput anak mereka.

Juru bicara polisi Yakubu Sabo mengatakan, ada dua anak yang setelah diidentifikasi merupakan warga negara Burkina Faso.

Sementara sebagian besar dari anak-anak itu dibawa oleh orangtua mereka dari berbagai negara bagian di Nigeria ke "rumah penyiksaan" itu.

"Ketika kami menemukan mereka, kondisi bocah-bocah itu sangat tidak manusiawi. Sebagian dari mereka dirantai," ujar Sabo.

Orangtua di utara Nigeria, yang hanya mempunyai penghasilan sekitar 1.60 poundsterling, atau Rp 27.000 per hari, lebih suka menitipkan anak mereka di sekolah asrama.

Baca juga: YLBHI: 16 Korban Penyiksaan Polisi Meninggal Sepanjang 2016-2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com