WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyamakan " whistleblower" yang mengajukan keluhan terhadap dirinya, dengan mata-mata atau pengkhianat.
Identitas sesungguhnya dari sosok whistleblower yang pertama kali melaporkan pembicaraan telepon antara Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hingga kini belum terungkap.
Meski ada laporan dan kabar yang menyebut sosok pengadu itu adalah anggota Badan Intelijen Pusat atau CIA.
Presiden dan bahkan kepala intelijennya juga mengaku bahwa mereka tidak mengetahui siapa sosok whistleblower yang telah membuat Trump terancam dimakzulkan dari kursi presiden.
Baca juga: Sosok Pelapor Percakapan Telepon Trump dan Presiden Ukraina adalah Pejabat CIA?
"Saya tidak tahu identitas whistleblower. Saya hanya mendengar bahwa dia adalah sosok partisan."
"Saya ingin tahu siapa sosok ini, dan siapa yang sudah membocorkan informasi kepada kepadanya," ujar Trump dalam pertemuan tertutup di PBB, Kamis (26/9/2019).
Selain itu, Trump disebut juga menyamakan sosok whistleblower dengan seseorang yang hampir menjadi mata-mata atau pengkhianat.
"Mereka hampir menjadi mata-mata. Anda tahu apa yang biasa kita lakukan di masa lalu saat kita pintar? Benar? Mata-mata dan pengkhianatan, kita menanganinya dengan sedikit berbeda dari yang kita lakukan sekarang," ujar Trump menurut laporan Los Angeles Times, yang menyiratkan soal eksekusi.
Komentar bernada intimidasi Trump tersebut ternyata memicu kecaman yang datang dari tiga ketua komite DPR AS.
Baca juga: Ada Isu Trump Bakal Dimakzulkan, Apa Dampaknya ke Ekonomi Indonesia?
Raja Kirshnamoorthi mengatakan, seharusnya si pelapor bisa segera menyampaikannya kepada Komite Intelijen DPR AS "sedini mungkin".
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan