Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok "Whistleblower" yang Bikin Trump Terancam Dimakzulkan Masih Misteri

Kompas.com - 27/09/2019, 14:42 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Hanya segelintir orang yang tahu identitasnya, namun sosok pengadu atau whistleblower yang membuat Presiden AS Donald Trump terancam dimakzulkan telah dianggap sebagai pahlawan sekaligus pengkhianat.

Sosok whistleblower ini telah mengajukan keluhan tentang sambungan telepon antara Trump dengan sejumlah pemimpin negara, yang salah satunya adalah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli lalu.

Enam pekan setelah mengajukan aduan, yang kemudian diumumkan kepada publik pada Kamis (26/9/2019) lalu, presiden bahkan kepala intelijennya mengaku tidak tahu nama maupun pekerjaan sosok whistleblower itu.

"Saya tidak tahu identitas whistleblower. Saya hanya mendengar bahwa dia adalah sosok partisan," ujar Trump awal pekan ini.

Baca juga: Gedung Putih Berusaha Kunci Transkrip Percakapan Trump dan Presiden Ukraina

Ketidaktahuan juga ditunjukkan penjabat direktur intelijen nasional Joseph Maquire, yang juga pemimpin komunitas intelijen.

"Saya tidak tahu siapa pengadunya," kata Maquire, Kamis (26/9/2019).

Aduan itu kemudian digunakan Partai Demokrat untuk memulai penyelidikan formal yang bertujuan memakzulkan Donald Trump dari kursi presiden.

The New York Times dalam laporannya pada Kamis (26/9/2019) menyebut bahwa sosok pengadu itu adalah seseorang yang bekerja untuk Badan Intelijen Pusat (CIA) dan sempat diperbantukan untuk sementara waktu di Gedung Putih.

Keluhan yang diajukan whistleblower menyebut Trump telah menggunakan kekuasaannya sebagai pemimpin AS untuk menekan presiden Ukraina agar bersedia menggelar penyelidikan terhadap wakil presiden Joe Biden, yang menjadi kandidat paling berpeluang dari Partai Demokrat untuk maju ke pilpres 2020.

Baca juga: Trump Heran Dia Bakal Dimakzulkan karena Percakapan Telepon

Demokrat sebelumnya juga pernah menuduh Trump kekuasaannya untuk mencari bantuan asing dalam pemilu presiden AS, yang belakangan diduga dari Rusia.

Keluhan yang diajukan hanya mengidentifikasi whistleblower sebagai anggota komunitas intelijen AS, yang tersebar di 16 badan dengan lebih dari 100.000 anggota.

Namun hal itu juga menunjukkan jika sosok whistleblower tersebut adalah seorang analis yang terampil dengan pengetahuan mendalam akan politik Eropa Timur, serta memiliki kontak kuat dengan Gedung Putih.

Whistleblower itu telah menunjuk pengacara Andrew Bakaj, pakar hukum keamanan nasional dan pengungkap fakta, yang membantunya mempersiapkan pengaduan pada 12 Agustus lalu kepada inspektur jenderal komunitas intelijen.

Seorang whistleblower dalam kasus federal mendapat perlindungan yang ketat di bawah undang-undang khusus yang mengatur para pejabat yang ingin melaporkan kesalahan yang dilakukan kolega maupun atasannya.

Baca juga: Trump Sebut Alasan Pemakzulan Dirinya adalah Sebuah Lelucon

Tetapi melindungi sosok seperti itu bisa sangat sulit. Bakaj telah mendapat persetujuan agar sosok whistleblower dapat muncul secara tertutup di hadapan DPR dan Komite Intelijen Senat guna menjawab pertanyaan seputar aduan yang diajukannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com