"Tidak ada pemerintah yang harus bertanggung jawab atas tindakan Iran yang haus darah. Selama perilaku mengancam Iran berlanjut, sanksi tidak akan dicabut dan akan terus diperketat," lanjut Trump.
Baca juga: AS Kirim Sistem Rudal Kendali THAAD dalam Latihan Militer Bersama Israel
Sementara Presiden Iran Hassan Rouhani, pada Rabu (25/9/2019), menyatakan bahwa pihaknya tidak akan pernah setuju untuk berbicara dengan AS selama masih berada di bawah tekanan.
"Tanggapan kami terhadap pembicaraan di bawah tekanan adalah tidak!" kata Rouhani dalam pidatonya di Sidang Umum PBB di New York.
Konfrontasi antara AS dengan Iran yang saling bermusuhan itu telah kembali bergejolak setelah serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi pada 14 September lalu, di mana Washington dan Riyadh menuding Teheran ada di balik serangan.
Namun Rouhani mengatakan, masih ada peluang untuk membuka jalan dialog, yakni dengan mencabut semua sanksi yang telah dijatuhkan Washington pada Teheran dan menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca juga: Pentagon Kembangkan Peluru Artileri Pintar yang Mampu Cari Target Sendiri
Ditambahkan Rouhani, satu-satunya cara untuk mengamankan perdamaian dan keselamatan di Teluk adalah memperkuat "konsolidasi antara semua negara dengan kepentingan bersama di Teluk Persia dan wilayah Hormuz".