Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Terkonfirmasi Minta Bantuan Presiden Ukraina untuk Selidiki Joe Biden

Kompas.com - 26/09/2019, 09:14 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Gedung Putih telah merilis transkrip panggilan telepon antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 25 Juli lalu.

Perilisan transkrip itu dilakukan Rabu (25/9/2019), sehari setelah Dewan Perwakilan AS mengumumkan memulai penyelidikan resmi untuk proses pemakzulan presiden.

Dalam transkrip tersebut, yang dirilis dalam bentuk ringkasan dan bukan kata per kata, mengonfirmasi bahwa Trump meminta pemerintah Ukraina untuk menyelidiki saingan politiknya, Joe Biden.

"Ada banyak pembicaraan tentang putra (Joe) Biden, bahwa Biden menghentikan penuntutan dan banyak orang ingin mengetahui tentang hal itu, sehingga apa pun yang dapat Anda lakukan dengan jaksa agung akan bagus," kata Trump kepada Zelensky, menurut transkrip tersebut, seperti dikutip AFP.

Baca juga: Terancam Dimakzulkan, Apa Kesalahan Presiden Trump?

"Biden menyombongkan dirinya bahwa dia menghentikan penuntutan, jadi jika Anda bisa memeriksanya... kedengarannya mengerikan bagi saya," lanjut Trump.

Sebagai wakil presiden, Biden dan para pemimpin Barat lainnya diyakini telah menekan Ukraina untuk menyingkirkan jaksa agung negara itu, Viktor Shokin, karena dianggap tidak cukup keras dalam melawan korupsi.

Dokumen transkrip sepanjang lima halaman itu merupakan ringkasan pembicaraan Trump dengan Zelensky, yang dirilis tepat saat Trump sedang bersiap menemui presiden Ukraina itu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York.

Demokrat, yang membuka proses penyelidikan formal untuk pemakzulan presiden, sedang menyelidiki adanya keterkaitan antara langkah penangguhan paket bantuan militer dari AS untuk Ukraina sebesar 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,6 triliun, dengan permintaan Trump kepada negara itu untuk menyelidiki Biden.

Baca juga: Terancam Dimakzulkan, Trump: Itu Pelecehan Presiden!

Dalam transkrip percakapan telepon itu, Trump dan Zelensky juga membahas tentang bantuan, yang ditangguhkan oleh Trump pada saat itu dan baru dicairkan beberapa pekan terakhir.

Namun catatan itu tidak memuat secara eksplisit bahwa Trump mengikat bantuan AS ke Ukraina untuk penyelidikan terhadap Biden, sesuatu yang mendorong seruan proses pemakzulan presiden.

Transkrip itu juga menunjukkan Trump meminta Zelensky untuk "bantuan" atas masalah yang tidak berhubungan dengan Biden.

Panggilan telepon antara Trump dengan Zelensky pada 25 Juli itu telah menjadi salah satu subjek dalam aduan yang diajukan pengungkap rahasia (whistleblower), yang hingga kini belum dirilis untuk anggota parlemen.

Baca juga: DPR AS Mulai Penyelidikan Pemakzulan Trump, Bagaimana Prosesnya?

Gedung Putih sebelumnya telah memblokir pelepasan pengaduan yang diisyaratkan secara hukum kepada komite intelijen Kongres.

Pengacara yang mewakili whistleblower mengatakan dalam sebuah pernyataan, pada Selasa (24/9/2019), bahwa telah ada keputusan untuk merilis pengaduan, tetapi tidak memberi rincian lebih lanjut.

Sementara Trump dalam menanggapi proses pemakzulan dirinya, menyebut langkah Partai Demokrat yang mengancam memakzulkan dirinya sebagai tindakan pelecehan terhadap presiden.

"(Ini) pelecehan presiden!" tulis Trump dalam akun Twitter-nya, Rabu (25/9/2019).

Trump, dalam rangkaian twitnya, menyebut tuduhan dirinya menekan Ukraina untuk menghalangi langkah pesaingnya, Joe Biden, dalam pemilu 2020, sebagai hal yang tidak mendasar.

Baca juga: Dirinya Hendak Dimakzulkan, Trump Telepon Ketua DPR AS

Trump pun mengecam Partai Demokrat telah melakukan perburuan terhadap dirinya.

Presiden AS dari Partai Republik itu juga menyayangkan tindakan Demokrat yang mengumumkan langkah penyelidikan pemakzulan itu pada hari penting di mana Amerika Serikat tengah menjadi tuan rumah agenda penting Sidang Umum PBB.

"Hari yang penting bagi PBB, begitu banyak pekerjaan dan kesuksesan, dan Demokrat dengan sengaja mengacaukannya dan merendahkannya dengan berita sampah tentang Witch Hunt. Sungguh buruk untuk negara kita," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com