NEW YORK, KOMPAS.com - Menteri Arab Saudi berkata, kesabaran AS terhadap Iran ada batasnya, dan tidak menampik opsi militer buntut serangan di pabrik minyak Aramco.
Menteri Hubungan Luar Negeri Adel Al-Jubeir juga menyatakan komisi penyelidik PBB mengenai penyebab serangan bakal diumumkan segera.
Jubeir juga menuturkan pernyataan Eropa bahwa Iran bertanggung jawab dalam serangan di pabrik minyak Aramco "sangat signifikan".
Baca juga: Macron: Trump Harus Bertemu Presiden Iran Sekarang
Komentarnya menunjukkan Arab Saudi masih memberi tekanan kepada AS untuk tidak membatasi hanya dengan sanksi penempatan tambahan pasukan.
Dilansir The Guardian Selasa (24/9/2019), Jubeir berkata Riyadh membutuhkan dukungan internasional dan mempertimbangkan segala opsi.
"Opsi diplomatik, pilihan ekonomi, dan opsi militer. Baru setelah itu kami akan membuat keputusan," terang menteri 57 tahun itu.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB di New York, dia menyatakan kepada Iran terhadap konsekuensi atas serangan di Aramco.
"Jika sedang diuji, ada kalanya kesabaran AS pun ada batasnya, dan sebaiknya Iran mengerti itu," tegas Jubeir kembali.
Serangan pada 14 September dini hari itu sempat menghentikan lima persen pasokan minyak dunia, berujung pada kenaikan harga emas hitam itu.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan dia berharap ada terobosan sehingga pembicaraan Iran dan AS bisa terjadi beberapa jam ke depan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.