Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Sidang Umum PBB, Presiden Iran Ingin Galang Dukungan demi Hadapi "Kekejaman" AS

Kompas.com - 23/09/2019, 22:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani bakal menghadiri Sidang Umum PBB dalam misi menggalang dukungan demi menghadapi "kekejaman" AS.

Kepergiannya terjadi setelah Teheran mengonfirmasi kapal tanker berbendera Inggris "dibebaskan" setelah dua bulan disandera di perairan Teluk.

Sebelum berangkat, Presiden Iran sempat mengatakan delegasinya bakal tetap maju meski AS enggan untuk menerbitkan visa bagi mereka.

Baca juga: Inggris Yakin Iran Ada di Balik Serangan ke Fasilitas Minyak Arab Saudi

Hubungan dua negara memanas setelah Presiden Donald Trump meninggalkan perjanjian nuklir 2015, dan menjatuhkan serangkaian sanksi sebagai bentuk "tekanan maksimum".

"Sangat penting bagi kami untuk hadir dalam Sidang Umum PBB, dan membicarakan berbagai isu," tegas Rouhani di Bandara Mehrabad dikutip AFP Senin (23/9/2019).

"Kekejaman yang diperlihatkan terhadap rakyat Iran, dan rumitnya situasi di kawasan antara kami dengan mereka juga perlu dijelaskan," tegasnya.

Tensi semakin meningkat di Teluk sejak Mei ketika Iran mulai menanggalkan komitmen perjanjian nuklie 2015, dan AS mengirim militer di sana.

Washington kemudian membentuk koalisi bersama Inggris, Arab Saudi, maupun Uni Emirat Arab untuk mengawal kapal komersial sebagai respons insiden di kawasan.

Tensi terbaru dua negara terjadi setelah dua fasilitas pabrik minyak Saudi, Aramco, diserang yang sempat melumpuhkan produksi mereka 14 September lalu.

Baik Riyadh maupun AS mengarahkan telunjuknya ke Iran, di mana Teheran merespons mereka siap berperang jika sampai mendapat serangan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan, mereka sependapat bahwa pelaku serangan ke pabrik minyak Aramco menggunakan drone dan rudal adalah Iran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi dikutip Tasnim mengatakan, tuduhan itu tidak berdasar, dan meminta Inggris berhenti menjual senjata ke Saudi.

Gesekan Iran dan Inggris terjadi sejak Teheran mengumumkan penangkapan kapal tanker Stena Impero pada 19 Juli karena dianggap "aturan maritim internasional".

Juru bicara pemerintah Ali Rabiei menuturkan, kapal otu diizinkan pergi setelah menyelesaikan proseudr, dengan tak diketahui kapan akan berlayar.

Pengumuman itu terjadi satu bulan setelah pengadilan Gibraltar di pertengahan Agustus memerintahkan pembebasan kapal tanker Iran yang ditangkap bersama Inggris.

Sebelum berangkat Rouhani menjelaskan negaranya bakal mengedepankan rencana perdamaian kawasan Teluk dalam Sidang Umum PBB di New York.

Melalui Ikhtiar Perdamaian Hormuz atau HOPE, dia mengajak seluruh negara di Teluk Persia untuk bersatu dan mempertahankan keamanan kawasan.

Baca juga: Arab Saudi Bakal Bertindak Jika Iran Terbukti Terlibat dalam Serangan ke Kilang Minyak Aramco

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com