NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani bakal menghadiri Sidang Umum PBB dalam misi menggalang dukungan demi menghadapi "kekejaman" AS.
Kepergiannya terjadi setelah Teheran mengonfirmasi kapal tanker berbendera Inggris "dibebaskan" setelah dua bulan disandera di perairan Teluk.
Sebelum berangkat, Presiden Iran sempat mengatakan delegasinya bakal tetap maju meski AS enggan untuk menerbitkan visa bagi mereka.
Baca juga: Inggris Yakin Iran Ada di Balik Serangan ke Fasilitas Minyak Arab Saudi
Hubungan dua negara memanas setelah Presiden Donald Trump meninggalkan perjanjian nuklir 2015, dan menjatuhkan serangkaian sanksi sebagai bentuk "tekanan maksimum".
"Sangat penting bagi kami untuk hadir dalam Sidang Umum PBB, dan membicarakan berbagai isu," tegas Rouhani di Bandara Mehrabad dikutip AFP Senin (23/9/2019).
"Kekejaman yang diperlihatkan terhadap rakyat Iran, dan rumitnya situasi di kawasan antara kami dengan mereka juga perlu dijelaskan," tegasnya.
Tensi semakin meningkat di Teluk sejak Mei ketika Iran mulai menanggalkan komitmen perjanjian nuklie 2015, dan AS mengirim militer di sana.
Washington kemudian membentuk koalisi bersama Inggris, Arab Saudi, maupun Uni Emirat Arab untuk mengawal kapal komersial sebagai respons insiden di kawasan.
Tensi terbaru dua negara terjadi setelah dua fasilitas pabrik minyak Saudi, Aramco, diserang yang sempat melumpuhkan produksi mereka 14 September lalu.
Baik Riyadh maupun AS mengarahkan telunjuknya ke Iran, di mana Teheran merespons mereka siap berperang jika sampai mendapat serangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.