Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendemo Hong Kong Garis Keras: Kekerasan Itu Perlu

Kompas.com - 23/09/2019, 14:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

HONG KONG, KOMPAS.com - Unjuk rasa yang berlangsung di Hong Kong pada akhir pekan lalu kembali ricuh, dengan ada pendemo yang menginjak bendera China.

Di tengah krisis yang berlangsung selama 16 pekan beruntun, pengunjuk rasa melakukan vandalisme di kereta hingga mebakar jalanan Minggu (22/9/2019).

Baca juga: Dikepung Demonstran, Menteri Hong Kong Terjebak Dalam Mobil selama 20 Menit

Di stasiun kereta Sha Tin, kamera pengawas maupun mesin sensor tiket dirusak hingga dicoret. Selain itu layar di mesin tiket juga dihancurkan.

Kebanyakan dari para pendemo Hong Kong menggunakan payung untuk menutupi identitas mereka. Seorang pria pendukung China dilaporkan dihajar setelah sebelumya memukul pengunjuk rasa.

Polisi kemudian merespons dengan menembakkan gas air mata ke arah peserta unjuk rasa dan berusaha membubarkan kerumunan yang melakukan pergerakan.

Setelah itu aparat mulai bergerak. Memaksa sejumlah peserta aksi protes untuk melarikan diri. Beberapa di antatanya tertangkap polisi bersenjata lengkap.

Jurnalis Sky News Tom Cheshire yang berada di dalam mall Sha Tin melaporkan, situasinya sangat kacau karena ada pendemo yang merusak tempat sampah.

Awalnya suasananya damai dengan pengunjuk rasa bernyanyi serta melakukan aksi duduk. Lalu, semua berubah kacau ketika seorang pria bersimbah darah karena dihajar.

"Sekelompok orang mengelilinginya dan melihat ketika dia bersimbah darah. Tak lama ada pengunjuk rasa bertindak sebagai medis datang membantu," ujar Cheshire.

Pendemo garis keras Hong Kong mengatakan, kekersan itu diperlukan supaya perhatian pemerintah. Mereka mendsak Kepala Eksekutif Carrie Lam mundur.

Selain itu, mereka menuntut adanya penyelidikan independen untuk mengungkap perilaku brutal polisi ketika menangani peserta aksi protes.

Meski Lam sepakat menarik RUU Ekstradisi yang menjadi sumber krisis sejak Juni, massa kini menuntut adanya pemilihan demokratis penuh di Hong Kong.

Aksi unjuk rasa itu merupakan tantangan terbesar Beijing, sejak menerima wilayah itu yang awalnya adalah bagian koloni Inggris pada 1997 silam.

Hong Kong menikmati "kebebasan" dalam satu China dua sistem. Tetapi sistem unik itu dilaporkan akan segera berakhir pada 2047 mendatang.

Baca juga: Aksi Demo Hong Kong, Bendera China Diinjak-injak dan Dibuang ke Sungai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com