Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garda Revolusi: Setiap Negara yang Serang Iran Bakal Jadi "Medan Perang"

Kompas.com - 21/09/2019, 20:04 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Garda Revolusi Iran mengeluarkan peringatan keras terhadap pihak-pihak yang hendak "menyerang" negaranya.

Pernyataan keras itu datang setelah pengumuman Pentagon yang menyebut bakal mengirimkan pasukan bantuan ke wilayah Teluk, setelah terjadinya serangan terhadap fasilitas minyak Arab Saudi akhir pekan lalu.

Washington menyetujui pengerahan pasukan ke wilayah Teluk setelah mendapat permintaan dari Arab Saudi dan juga Uni Emirat Arab.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper menekankan bahwa pasukannya lebih akan bersifat bertahan dan fokus pada pertahanan udara dan rudal.

Baca juga: Trump Umumkan Sanksi Baru dan Terberat terhadap Iran, tapi..

Namun komandan korps Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami memperingatkan bahwa Iran "siap untuk semua jenis skenario".

"Siapa pun yang ingin tanah mereka menjadi medan perang utama, kami persilakan," ujarnya dalam konferensi pers di Teheran, Sabtu (21/9/2019).

"Kami tidak akan pernah membiarkan peperangan merambah wilayah Iran. Kami berharap mereka tidak membuat kesalahan strategis," tambahnya, mengingatkan pengalaman militer AS melawan Iran.

Berbicara dalam pembukaan Museum Revolusi Islam dan Pertahanan Suci di Teheran, yang menampilkan sejumlah drone yang pernah ditembak jatuh Iran, Salami menekankan bahwa negaranya telah mengungguli AS dalam pertahanan udara dan teknologi pesawat tanpa awak.

Baca juga: Tanggapi Serangan ke Pabrik Minyak Saudi, Pentagon Buat Daftar Target Iran ke Trump

"Apa yang dilaklukan pesawat tanpa awak kalian di wilayah udara kami? Kami akan menembak jatuh, menembak apa pun yang melanggar batas wilayah udara kami," ujarnya, dikutip AFP.

Di museum tersebut turut dipamerkan bangkai pesawat mata-mata AS, RQ-4 Global Hawk, yang ditembak jatuh Iran pada Juni lalu.

Museum itu juga menampilkan sistem pertahanan udara dalam negeri Iran, Khordad 3, yang disebut telah digunakan untuk menembak jatuh drone AS.

Pada akhir pekan lalu, Sabtu (14/9/2019) dini hari, intensitas ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah serangkaian serangan terjadi di dua fasilitas kilang minyak milik Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais.

Kelompok pemberontak Yaman, Houthi, telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun AS dan Arab Saudi menolak klaim tersebut dan menyebut Iran terbukti turut terlibat dalam serangan.

Baca juga: Kilang Minyak Aramco Diserang, Pompeo: AS Ingin Resolusi Damai dengan Iran

AS dan Arab Saudi bahkan menyebut memiliki bukti keterlibatan Iran dalam serangan, termasuk digunakannya rudal jelajah buatan Teheran dan menganggapnya sebagai "tindakan perang".

"Terkadang mereka berbicara tentang opsi militer," ujar Salami, yang tampaknya ditujukan kepada AS.

"Tetapi agresi terbatas tidak akan selama terbatas. Iran bertekad untuk merespons dan tidak akan beristirahat sampai agresor runtuh," tambahnya memperingatkan.

Pemerintah AS sebelumnya telah mengumumkan sanksi baru terhadap Iran yang berkaitan dengan serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi.

Sanksi yang disebut Trump sebagai yang terberat yang pernah dijatuhkan AS kepada negara asing itu menyasar bank sentral Iran.

Baca juga: Ditanya jika AS Menyerang, Jawaban Menlu Iran: Perang Habis-habisan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com