Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim, Dipenjara karena Tuduhan Sodomi, Kini Jadi Calon Pewaris Takhta Mahathir

Kompas.com - 21/09/2019, 18:35 WIB
Agni Vidya Perdana

Editor

KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad untuk kesekian kalinya kembali menegaskan janjinya untuk menyerahkan kursi kekuasaannya kepada mantan wakilnya, Anwar Ibrahim.

Hubungan antara Mahathir dan Anwar yang bermula dari mentor dan murid politik itu sempat berubah drastis menjadi lawan politik.

Namun kini, hubungan keduanya kembali "membaik", dengan Mahathir, yang kembali menjadi perdana menteri usai memenangi pemilu 2018, berjanji akan lengser dalam dua tahun dan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.

Kendati selama setahun menjabat perdana menteri, Mahathir berulang kali mengubah pernyataannya dan hanya menegaskan janjinya untuk lengser pada 2020.

Baca juga: Anwar Ibrahim: Saya Akan Gantikan Mahathir pada 2020

Lantas siapakah Anwar Ibrahim, yang kini menjadi "putra mahkota" perdana menteri Malaysia dan disebut paling berpeluang menggantikan Mahathir?

Awal Karier Politik

Anwar Ibrahim mengawali karier politiknya sebagai presiden Persatuan Pelajar Muslim Malaysia pada 1968-1971.

Namun pria kelahiran Bukit Mertajam 10 Agustus 1947 itu sempat menjalani hukuman dipenjara 20 bulan akibat memimpin unjuk rasa mahasiswa yang menentang kemiskinan dan kelaparan di pedesaan pada 1974.

Anwar ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Internal (ISA) yang mengizinkan penahanan tanpa pengadilan bagi siapa saja yang dianggap mengancam keamanan negara.

Pengalaman hidup di penjara tidak membuat Anwar kapok dengan politik yang kemudian memutuskan bergabung dengan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pada 1982, yang dipimpin Mahathir Mohamad.

Baca juga: Mahathir: Saya Tak Akan Mengingkari Janji Saya dengan Anwar Ibrahim

Setahun setelah bergabung, Anwar ditunjuk menjadi menteri kebudayaan pemuda dan olahraga di kabinet pemerintahan Mahathir.

Anwar juga pernah dipercaya menjabat sebagai menteri pertanian dan menteri pendidikan Malaysia, sebelum ditunjuk menjadi wakil perdana menteri pada 1993.

Sejak saat itu, Anwar telah digadang-gadang sebagai peneris Mahathir Mohamad.

Hubungan Memburuk

Hubungan Anwar dan Mahathir memburuk dipicu atas perbedaan pandangan keduanya dalam menjalankan pemerintahan.

Saat Mahathir cuti, Anwar sempat mengambil peran sebagai perdana menteri selama dua bulan pada 1997 dan mengambil langkah-langkah radikal mengubah mekanisme pemerintahan yang ternyata tak disukai Mahathir.

Salah satunya adalah kebijakan terkait bagaimana Malaysia menghadapi krisis keuangan yang dianggap menjadi pemicu buruknya hubungan kedua politisi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com