Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Ketika Kopi Membantu Veteran Vietnam Membesarkan Keluarganya

Kompas.com - 21/09/2019, 18:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun ada yang mendorongnya untuk terus berjuang, yaitu anak-anaknya. Dia ingin memastikan dapat menyekolahkan semua anaknya. Dia bahkan mulai mengambil pekerjaan sampingan, “Saya hanya mencoba yang terbaik, bekerja keras dan melakukan banyak pekerjaan.”

Pada akhirnya Tuyen membabat sebagian tanamannya untuk membuka lahan pertanian yang lebih komersil seperti labu, kacang-kacangan, dan jagung, yang kemudian dijual istrinya ke pasar setempat. Ia juga mulai memancing di danau belakang rumahnya: tangkapannya kemudian dijual.

“Saya orang yang tekun,” kata Tuyen mengenai dirinya, ”saya senantiasa selalu mencari solusi. Saat Perang Vietnam, saya menjadi supir truk, membawa persenjataan dan suplai yang ditujukan untuk medan perang di bagian selatan.”

Sampai sekarang, dia masih sangat bangga pada pengalamannya semasa perang sebagai supir yang berhasil menghindari tentara Amerika, mengangkut senjata dan perbekalan untuk tentara dari Hanoi ke Hai Phong.

Menurutnya, para petani Vietnam memang harus sangat independen. Kebanyakan dari mereka adalah petani kecil dan tidak mendapat banyak bantuan dari pemerintah.

Pihak otoritas memang memberikan semacam bantuan pada petani, namun kenyataannya, bantuan ini tidak banyak memberikan dampak.

“Implementasinya tidak dilakukan dengan baik,” jelas Tuyen.

Baginya, lebih baik pemerintah memberikan uang tunai atau pelatihan daripada memberikan pestisida dan pupuk berkualitas rendah.

Usaha keras dan kepandaian dalam bertani kopi membuat pasangan suami-istri ini berhasil membesarkan dan mendidik delapan anaknya, yang semuanya sudah dewasa dan hidup mandiri masing-masing.

Kopi telah mengangkat hidup seluruh keluarga saya, untuk itu saya harus mensyukurinya. Anak saya sudah dewasa, tinggal saya dan istri—karena itu saya sekarang punya banyak uang.”

Satu-satunya penyesalan dia adalah, tak satupun anaknya ingin melanjutkan usaha keluarga.

Sungguh, setiap anaknya memiliki aspirasi yang berbeda.

Dibandingkan pendidikan, pertanian memiliki daya tarik yang rendah bagi mereka. Sebagian besar masyarakat menjadi guru, dan yang lain memiilh bergabung ke militer atau berbisnis.

Dengan cara masing-masing, kegigihan anak-anak Tuyen untuk membuktikan diri mereka merupakan cerminan dari kegigihan ayahnya yang mempertahankan pertanian keluarga agar terus berjalan. Maka dari itu, spirit yang sama terus berlanjut dari generasi ke generasi meski dalam bentuk yang berbeda.

Ketika orang bertanya bagaimana rakyat Vietnam bisa berhasil secara ekonomi, sejatinya penting untuk mengingat bahwa mereka adalah masyarakat yang sudah terluka oleh perang berdekade lamanya dan lahir kembali penuh dengan rasa lapar untuk pekerjaan, perdamaian dan kemakmuran.

Sebagaimana banyak keberhasilan yang Vietnam gapai di sektor manufaktur dan industri, semangat dan dorongan menuju kesuksesan juga sama tingginya di pertanian dan kota-kota yang tersebar di negara tersebut.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com