Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Putus Hubungan Diplomatik dengan Kiribati karena Akui China

Kompas.com - 20/09/2019, 15:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan memutuskan hubungan diplomatik dengan Kiribati, setelah negara kecil di Pasifik itu memilih untuk mengakui kedaulatan China.

Langkah itu menjadi kado manis bagi China jelang peringatan 70 tahun berdirinya negara, demikian dilaporkan kantor berita AFP Jumat (20/9/2019).

Kabar itu muncul empat hari setelah negara Pasifik lainnya, Kepulauan Solomon, mengakui China. Meninggalkan Taiwan hanya dengan 15 negara tersisa.

Baca juga: Kepulauan Solomon Akui China, Seperti Ini Kekecewaan Taiwan

Dalam konferensi pers, Menteri Luar Negeri Joseph Wu dengan getir menyatakan pemutusan hubungan diplomatik, dan penarikan diplomat dari sana.

Dia juga berharap Kiribati melakukan hal yang sama. Wu menuding Beijing menggoda Kiribati dengan menjanjikan bantuan serta investasi.

"Presiden Kiribati Taneti Mamau dan sejumlah orang di partainya nampaknya mempunyai impian terhadap China," sindir Wu dalam konferensi pers.

Secara de facto, Taiwan merupakan negara berdaulat sejak perang saudara 1948. Tetapi China masih menganggapnya bagian provinsi yang harus mereka rebut, bahkan dengan kekerasan.

Selama bertahun-tahun, militer hingga ekonomi China bertumbuh pesat. Banyak negara di dunia, terutama Amerika Serikat (AS), mengalihkan dukungan ke Beijing.

Dalam satu pekan terakhir, hanya sekelumit negara yang masih mendukung Taiwan. Utamanya terletak di kawasan Amerika Latin dan Pasifik.

Beijing pun semakin mempersempit ruang gerak Taiwan setelah Tsai terpilih pada 2016, dan menolak mengakui kebijakan "satu China".

Negara kecil Afrika Sao Tome dan Principe merupakan yang pertama "membelot" dari Taipei dan memberikan pengakuan kepada China pada akhir 2016.

Disusul negara Afrika lain seperti Burkina Fasko dan tiga negara Amerika Latin seperti Panama, El Salvador, dan Republik Dominika.

Kemudian pada Senin (16/9/2019), Kepulauan Solomon memutuskan beralih dukungan ke China setelah kemenangan Perdana Menteri Manasseh Sovagare April lalu.

Tsai, yang mengincar periode kedua melalui pemilu Januari tahun depan, menuduh China berusaha merendahkan moral mereka dengan memotong jalur diplomatik.

Dia menjelaskan pemilu itu sebagai "perjuangan kebebasan dan demokrasi", dan menyebut dirinya berusaha melindungi Taiwan dari Beijing.

Penantang utamanya adalah Han Kuo-yu, dari partai oposisi Kuomintang yang dikenal mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah China.

Baca juga: Taiwan Minta Dukungan Negara-negara di Dunia untuk Bisa Berpartisipasi di ICAO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com