Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan di Pabrik Minyak Saudi Aramco, Begini Solusi dari AS

Kompas.com - 20/09/2019, 12:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

DUBAI, KOMPAS.com - AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuturkan, mereka menawarkan solusi atas serangan yang terjadi di pabrik minyak Arab Saudi, Aramco.

Pernyataan Pompeo itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan bakal "perang habis-habisan" jika AS menyerang.

Pompeo menyalahkan Iran atas serangan ke pabrik minyak Saudi Aramco Sabtu dini hari (14/9/2019), dan membuat produksi minyaknya terhenti setengah.

Baca juga: Ditanya jika AS Menyerang, Jawaban Menlu Iran: Perang Habis-habisan

Komentar itu memunculkan kekhawatiran terjadinya eskalasi di Timur Tengah di mana Teheran serta Saudi berebut pengaruh selama bertahun-tahun.

Menlu 55 tahun itu menuturkan terdapat kesepakatan bahwa Teheran pelakunya, bukan Houthi, setelah berkunjung ke Saudi serta Uni Emirat Arab.

Setelah serangan, Houthi yang merupakan kelompok pemberontak di Yaman mengklaim bertanggung jawab meski klaim itu dibantah oleh Pompeo.

Tetapi seperti diberitakan AFP Kamis (19/9/2019), mantan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) itu menuturkan mereka ingin menghindari konfrontasi.

"Kami menginginkan resolusi damai. Saya pikir kami telah menerapkannya. Saya berharap Republik Islam Iran juga melakukannya," tuturnya.

Pernyataan yang sama juga disuarakan oleh Zarif dalam wawancaranya bersama CNN. "Namun kami sama sekali tidak mengendurkan perlindungan bagi negara," ucapnya.

Menteri Hubungan Bidang Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menyatakan, sikap lunak bakal membuat Iran semakin berani melakukan aksi terorisme hingga sabotase.

Baca juga: Komandan Garda Revolusi: Iran Sering Dituduh karena Negara Iran Sangat Kuat

"Menara Kaca"

Pada Rabu (18/9/2019), juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi Kolonel Turki al-Maliki memaparkan setiap bukti bahwa Iran adalah dalangnya.

Dalam konferensi pers yang digelar, Maliki menunjukkan potongan dari 25 rudal penjelajah serta drone yang dipakai untuk menyerang Aramco.

"Serangan ini dilancarkan dari utara dan tidak diragukan lagi didukung oleh Iran," ujar Maliki. Tapi dia menolak spekulasi serangan itu dilakukan langsung oleh Teheran.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian juga mengatakan, klaim Houthi bahwa mereka yang menggelar serangan "kurang kredibilitas".

Houthi mengaku serangan itu digelar dari tiga lokasi di Yaman, menggunakan drone berteknologi canggih dengan kemampuan jarak jauh.

Kelompok yang diperangi koalisi pimpinan Saudi selama lima tahun terakhir itu juga mengancam bakal menyerang Uni Emirat Arab yang merupakan sekutu penting Riyadh.

Houthi mengancam akan membombardir "menara kaca tidak hanya dengan satu drone" merujuk pada kegemerlapan kota di Dubai serta Abu Dhabi.

Sebagai respons, koalisi kemudian mengumumkan mereka melancarkan operasi militer yang menghancurkan empat target di sisi utara kota pelabuhan Hodeida.

Klaim itu muncul setelah koalisi menyatakan mencegat perangkap berupa kapal yang dikendalikan jarak jauh dengan tujuan melakukan "aksi terorisme" di Laut Merah.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Diduga Izinkan Serangan ke Kilang Minyak Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com