BURYATIA, KOMPAS.com - Kepolisian Rusia menahan seorang pria yang mengaku sebagai dukun asal Siberia yang sedang dalam perjalanan menuju Moskwa untuk mengusir Presiden Vladimir Putin, yang digambarkannya sebagai "setan".
Pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Alexander Gabyshev, ditahan petugas kepolisian Buryatia, wilayah Siberia timur, saat sedang berjalan di dekat Danau Baikal.
Polisi mengatakan bakal mengirim pria itu kembali ke daerah asalnya, di mana dia sedang "dicari atas kasus kejahatan".
Upaya Gabyshev yang eksentrik melakukan perjalanan dari kota asalnya Yakutsk ke Moskwa, yang berjarak sekitar 5.000 kilometer, itu telah menarik sekelompok pendukung yang bergabung dengannya di jalan.
Baca juga: Usir Mabuk dan Zina, Pendeta Rusia Jatuhkan Air Suci ke Kota
Gabyshev mengungkapkan pernyataan tentang Putin yang kemudian menarik perhatian publik serta memicu protes oposisi serta respon tajam pihak berwenang.
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny telah mengkritik reaksi petugas yang menahan pria tersebut, yang menurutnya menunjukkan ketakutan Kremlin terhadap perbedaan pendapat.
"Putin ketakutan. Dia sudah mulai menghentakkan kakinya ke tanah dan berteriak, 'Tuhan selamatkan saya dari dukun ini. Bagaimana jika dia benar-benar mengusir saya?'" tulis Navalny dalam sebuah video blog pada 14 September lalu.
Agustus lalu, pria berambut panjang yang mengklaim dirinya sebagai dukun itu mencapai kota Ulan-Ude di Siberia dan terlibat bentrokan dengan sekelompok dukun saingan yang memintanya tidak memasuki kota. Gabyshev dan sejumlah orang yang bersamanya ditahan.
Baca juga: Putin Tawarkan Senjata Hipersonik Rusia kepada AS
Kelompok oposisi menggelar protes awal bulan ini di Ulan-Ude, yang mendukung dukun yang ditahan serta mengecam pemalsuan pemilihan lokal. Aksi berujung pada penahanan sejumlah tokoh.
Sebelumnya di bulan Juli, di kota Chita, Siberia, Gabyshev yang mengenakan kaus bergambar tokoh Che Guevara, berbicara di hadapan ratusan orang yang menghadiri aksi massa.
Gabyshev telah memulai aksi jalan dari Siberia ke Moskwa pada bulan Maret dan berencana tiba di Moskwa pada 2021.
Praktik perdukunan masih banyak dipraktikkan di sejumlah daerah di Rusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.