Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Klaim Drone dan Rudal yang Serang Kilang Minyak Saudi Aramco dari Iran

Kompas.com - 18/09/2019, 06:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) menyimpulkan drone dan rudal yang dipakai menyerang kilang minyak Arab Saudi, Aramco, pada pekan lalu berasal dari Iran.

Sumber internal AS menerangkan bahwa lokasi peluncuran berasal dari kawasan selatan Iran, yang persisnya berada di ujung utara Teluk.

Diwartakan BBC Selasa (17/9/2019), sumber itu mengungkapkan alasan mengapa drone dan rudal bisa menghantam kilang minyak Aramco Sabtu dini hari (14/9/2019).

Baca juga: Kilang Minyak Saudi Aramco Diserang Drone, Presiden Iran: Rakyat Yaman Hanya Melawan

Sebabnya, sistem pertahanan Saudi sengaja ditempatkan di kawasan selatan mencegah serangan yang berasal dari Yaman. Iran jelas membantah tuduhan tersebut.

Kelompok pemberontak Yaman Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan di fasilitas pengolahan Abqaiq dan kilang minyak di Khurais.

Namun, Washington pada Minggu (15/9/2019) meyakini drone dan rudal itu tidak berasal dari bagian barat atau barat daya, seperti yang diklaim Houthi.

Kepada media AS CBS News, pejabat senior anonim itu menjelaskan, tim AS sudah berada di Abqaiq dan mengidentifikasi rudal maupun drone yang dipakai menyerang.

Khurais merupakan salah satu target terdekat yang bisa dijangkau oleh Houthi dari Yaman, meski jaraknya masih 770 kilometer jauhnya.

Pejabat AS mengungkapkan ada 19 titik yang terdampak dari serangan akhir pekan lalu, kemungkinan berasal dari gabungan hantaman drone serta rudal.

Houthi dilaporkan berulang kali meluncurkan rudal hingga roket ke kawasan dengan banyak populasi di Saudi, menyebabkan empat orang tewas.

Pecahan senjata itu bakal diambil untuk kemudian dianalisi, dan kemudian dijadikan sebagai bukti "kasus forensik yang sangat menarik" bahwa Iran bertanggung jawab.

Wakil Presiden Mike Pence menyatakan mereka tengah mengevaluasi segala bukti, dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo sudah ditugaskan ke Timur Tengah.

Rencananya, Pompeo bakal di Saudi bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sebelum bertolak ke Uni Emirat Arab menemui Putra Mahkota Mohammed bin Zayed.

Pence menuturkan Pompeo berada di Timur Tengah untuk mendiskusikan "sikap mereka", seraya menegaskan AS tidak ingin mencari perang.

Baca juga: Kilangnya Diserang 10 Drone, Saudi Aramco Tunda Rencana IPO

"Namun, kami sudah bersiap. Kami siap menembak dan siap melindungi kepentingan serta sekutu kami di kawasan. Jangan salah," tegas Pence dikutip AFP.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif di Twitter menyebut "korban Yaman" yang menjadi pelaku, dan menyindir menyalahkan mereka tak akan mengubah situasi.

Konflik di Yaman bermula ketika Houthi angkat senjata dan menguasai bagian barat negara itu, dan memaksa Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi mengungsi pada Maret 2015.

Segera setelah Hadi keluar, Saudi membentuk koalisi dan menggempur Houthi melalui serangan udara untuk mengembalikan lagi pemerintahan Hadi.

PBB mencatat konlik selama 4,5 tahun itu membunuh 7.290 warga sipil, dengan 24 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, termasuk 10 juta orang butuh bantuan pangan untuk hidup.

Baca juga: Pabrik Minyak Aramco Diserang Drone, Putin Tawarkan Jual Sistem Rudal ke Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com