Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilang Minyak Saudi Aramco Diserang Drone, Presiden Iran: Rakyat Yaman Hanya Melawan

Kompas.com - 17/09/2019, 18:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, serangan drone ke kilang minyak Arab Saudi, Aramco, pekan lalu merupakan balasan dari rakyat Yaman.

Dia menyatakannya dalam konferensi pers seusai bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara.

Dua kilang minyak Saudi Aramco, berlokasi di Abqaiq dan Khurais, rusak setelah dihantam drone pada Sabtu dini hari waktu setempat (14/9/2019).

Baca juga: Kilangnya Diserang 10 Drone, Saudi Aramco Tunda Rencana IPO

Serangan itu menyebabkan Aramco kehilangan 5,7 juta barel produksi minyaknya, lebih dari setengah sekaligus lima persen pasokan minyak dunia.

Kelompok pemberontak Yaman Houthi, yang diperangi oleh koalisi pimpinan Saudi selama empat tahun terakhir, mengklaim bertanggung jawab.

"Rakyat di Yaman melawan segala pelanggaran dan banjir senjata baik dari AS maupun Eropa yang datang dari Saudi serta Uni Emirat Arab," terang Hassan Rouhani.

"Mereka hanya menerapkan kedaulatan mereka. Serangan itu merupakan balasan atas agresi terhadap Yaman selama bertahun-tahun," terangnya dikutip Reuters Senin (16/9/2019).

AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuduh Iran sebagai dalang serangan ke kilang minyak Aramco, seraya menyebut tidak ada bukti penyerangan dari Yaman.

Keterangan itu diperkuat dengan pernyataan sumber internal Washington yang menuturkan berdasarkan informasi intelijen hingga citra satelit.

Sementara Presiden Trump menuturkan dia masih menunggu penyelidikan siapa pelakunya. Namun menyiratkan dia siap mengerahkan kekuatan militer.

Melalui juru bicara kementerian luar negeri Abbas Mousavi, Teheran membantah dan menyebut tudingan itu dibuat AS untuk membenarkan aksi mereka nantinya.

"Ucapan itu seperti rencana intelijen dan organisasi rahasia untuk merusak reputasi negara kami, dan membenarkan 'aksi' AS atas kami," terang Mousavi.

Sayap elite militer Iran, Garda Revolusi, kemudian menyatakan bahwa mereka sudah mempersiapkan diri jika terjadi " perang skala besar".

Komandan Korps Angkasa Garda Revolusi menyatakan, rudal Iran bisa menghancurkan pangkalan maupun kapal perang AS dalam jarak 2.000 kilometer.

"Dikarenakan situasi yang sensitif dan tensi yang meningkat, kawasan kami saat ini seperti bubuk mesiu yang siap meledak," ujar Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.

Dia berkata baik Teheran maupun AS tak menginginkan adanya konflik. Tetapi dia menuturkan situasi itu mungkin terjadi jika ada kesalahpahaman.

"Tentu saja para pasukan yang saling berhadapan bisa melakukan sesuatu yang bisa menyebabkan perang. Kami sudah bersiap jika situasi itu terjadi," ujar Hajizadeh.

Baca juga: Pabrik Minyak Aramco Diserang Drone, Putin Tawarkan Jual Sistem Rudal ke Saudi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com