PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) mengajukan permintaan kepada Amerika Serikat (AS) jika ingin melanjutkan perundingan pelucutan senjata nuklir.
Korut meminta kepada AS supaya menyediakan jaminan keamanan, menyembulkn harapan bahwa perkembangan dialog dalam beberapa pekan mendatang.
Baca juga: Korea Utara Kembali Tes Peluncur Roket Super Besar
Negosiasi dua negara mengalami kebuntuan sejak pertemuan kedua antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam.
Keduanya menyepakati berlanjutnya dialog pelucutan senjata nuklir setelah bertemu kembali di Zona Demiliterisasi pada akhir Juni lalu.
Pekan lalu, Pyongyang menawarkan untuk melakukan pertemuan pada akhir September. Langkah yang disebut "berani" dan diapresiasi oleh AS.
Namun dilansir AFP Senin (16/9/2019), beberapa jam setelah menawarkan dialog, Korea Utara melakukan uji coba senjata baru yang diklaimnya peluncur roket baru.
"Diskusi denuklirisasi bisa terjadi jika ancaman yang membahayakan keamanan kami dihilangkan tanpa keraguan," ujar pejabat dari Kementerian Luar Negeri Korut.
Pyongyang selalu bersikeras jaminan keamanan dibutuhkan demi tercapainya kesepakatan. Namun belum pernah mengajukannya sebagai syarat negosiasi.
Direktur jenderal departemen hubungan dengan AS itu dikutip KCNA berkata, perundingan level bawah diprediksi terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
Kini, lanjut pejabat itu, bola berada di tangan Washington. Apakah mereka bakal menganggapnya sebagai peluang ataukah sekadar cara mempercepat krisis.
"Proposal yang diajukan AS, di satu sisi bisa meningkatkan relasi dua negara. Tapi di sisi lain juga bisa memperuncing sikap permusuhan," kata pejabat itu.
Meski hubungan kedua negara tengah tegang, Trump bersikeras relasinya dengan Kim baik-baik saja. Bahkan, mereka saling berkirim surat pribadi.
Kim Jong Un pernah meminta Trump untuk mengunjungi Pyongyang pada Agustus lalu, demikian dilaporkan harian Korea Selatan (Korsel) JoongAng Ilbo.
Dalam pertemuan pertama di Singapura Juni 2018, Kim dan Trump kemudian merilis kesepakatan untuk pelucutan senjata nuklir menyeluruh di Semenanjung Korea.
Namun hingga pertemuan ketiga di Panmunjom akhir Juni ini, belum ada perkembangan signifikan terkait dengan denuklirisasi yang diminta AS.
Baca juga: Dianggap Santai Hadapi Topan Lingling, Kim Jong Un Marahi Pejabat Korut
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.