Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi Aramco, Trump: AS Siap Menembak

Kompas.com - 16/09/2019, 08:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan negaranya siap. Respons yang dia berikan setelah drone menyerang pabrik minyak Arab Saudi, Aramco.

Ini merupakan pertama kalinya sang presiden mengungkapkan potensi pengerahan militer atas serangan yang memotong produksi minyak Saudi hingga setengah.

Selain itu, serangan yang berlangsung pada Sabtu dini hari waktu setempat (14/9/2019) tersebut juga memaksa Trump dan Arab Saudi mengumumkan penggunaan cadangan mereka.

Baca juga: Dituduh AS Serang Pabrik Minyak Arab Saudi, Iran Siap Perang

Dalam kicauannya di Twitter, Trump mengatakan pabrik minyak Aramco telah diserang drone, dan menyebut mereka punya keyakinan siapa pelakunya.

"Kami siap menembak sambil menunggu verifikasinya. Tapi masih menunggu Saudi tentang siapa yang mereka yakini sebagai dalang, dan bagaimana kami menanggapinya!" kata Trump.

Dilansir AFP Minggu (15/9/2019) kelompok pemberontak Yaman Houthi, yang diperangi Saudi dalam lima tahun terakhir, mengklaim sebagai dalang serangan drone.

Tetapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Iran pelakuny, seraya mengatakan tidak ada bukti bahwa serangan itu berasal dari Yaman.

Apalagi, sumber dari intelijen AS memaparkan data citra satelit yang menunjukkan lajur serangan drone itu berasal dari Iran alih-alih Yaman.

"AS akan bekerja dengan sekutu untuk memastikan perdagangan energi tetap stabil, dengan Iran akan bertanggung jawab atas agresi mereka," ujar Pompeo.

Komentar itu memantik kemarahan dari Teheran, di mana juru bicara kementerian luar negeri Abbas Mousavi menyebutnya komentar tak berarti dan tak berdasar.

"Ucapan itu seperti rencana intelijen dan organisasi rahasia untuk merusak reputasi negara kami, dan membenarkan 'aksi' AS atas kami," terang Mousavi.

Sayap elite militer Iran, Garda Revolusi, kemudian menyatakan bahwa mereka sudah mempersiapkan diri jika terjadi " perang skala besar".

Komandan Korps Angkasa Garda Revolusi menyatakan, rudal Iran bisa menghancurkan pangkalan maupun kapal perang AS dalam jarak 2.000 kilometer.

"Dikarenakan situasi yang sensitif dan tensi yang meningkat, kawasan kami saat ini seperti bubuk mesiu yang siap meledak," ujar Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.

Baca juga: Kilang Aramco Diserang Drone, Harga Minyak Bisa Tembus 100 Dollar AS?

Dia berkata baik Teheran maupun AS tak menginginkan adanya konflik. Tetapi dia menuturkan situasi itu mungkin terjadi jika ada kesalahpahaman.

Sementara Irak yang merupakan sekutu baik dari AS maupun Iran membantah mereka yang menerbangkan drone. Meski ada media berspekulasi mereka yang melakukannya.

Trump pun menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dan menunjukkan dukungan AS atas keamanan dan stabilitas kerajaan itu.

Putra mahkota berjuluk MBS itu kemudian meyakinkan Trump bahwa negaranya siap dan akan mengonfrontasi serta menangani segala agresi teroris.

Tetapi menurut pakar Timur Tengah James Dorsey, kecil kemungkinan Riyadh bakal melakukan langkah balasan setelah AS menuduh Irak sebagai dalangnya.

"Saudi tidak ingin konflik terbuka dengan Iran. Saudi ingin negara lain yang perang. Tapi sayangnya, negara itu tidak mau," papar Dorsey.

Sementara Bill Farren-Price, direktur RS Energy Group menyatakan, serangan drone itu seperti "membuka jin keluar dari botolnya".

Dia menjelaskan, kini fasilitas minyak Arab Saudi maupun negara Teluk lainnya rentan akan serangan seperti itu. "Risiko geopolitik akan minyak pun meningkat," terangnya.

Baca juga: Kelompok Pemberontak Houthi Klaim Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi Aramco

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com