Sementara Irak yang merupakan sekutu baik dari AS maupun Iran membantah mereka yang menerbangkan drone. Meski ada media berspekulasi mereka yang melakukannya.
Trump pun menelepon Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, dan menunjukkan dukungan AS atas keamanan dan stabilitas kerajaan itu.
Putra mahkota berjuluk MBS itu kemudian meyakinkan Trump bahwa negaranya siap dan akan mengonfrontasi serta menangani segala agresi teroris.
Tetapi menurut pakar Timur Tengah James Dorsey, kecil kemungkinan Riyadh bakal melakukan langkah balasan setelah AS menuduh Irak sebagai dalangnya.
"Saudi tidak ingin konflik terbuka dengan Iran. Saudi ingin negara lain yang perang. Tapi sayangnya, negara itu tidak mau," papar Dorsey.
Sementara Bill Farren-Price, direktur RS Energy Group menyatakan, serangan drone itu seperti "membuka jin keluar dari botolnya".
Dia menjelaskan, kini fasilitas minyak Arab Saudi maupun negara Teluk lainnya rentan akan serangan seperti itu. "Risiko geopolitik akan minyak pun meningkat," terangnya.
Baca juga: Kelompok Pemberontak Houthi Klaim Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi Aramco
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.