Berselang beberapa tahun kemudian pada 19 September 2006, Habibie yang sedang hadir memberikan seminar di Singapura melontarkan klarifikasi ucapannya kepada awak media.
Suami dari mendiang Ainun Habibie ini membantah dia bermaksud melecehkan Singapura. Yang benar adalah Habibie ingin menyampaikan pencapaian luar biasa yang telah dicapai Singapura walau memiliki ukuran geografi yang sangat kecil.
BJ Habibie menjelaskan, julukan tersebut disampaikannya untuk menginspirasi kaum muda Indonesia yang sedang mendengarkan dia berpidato.
Baca juga: Dari MRT hingga Trans Papua, Legacy Infrastruktur BJ Habibie
“Jika kalian melihat peta Asia Tenggara, Indonesia sangat luas, sedangkan Singapura terlihat seperti titik merah. Namun jika kalian sampai di Changi (bandara Singapura), kalian akan bertemu banyak manusia visioner, pekerja keras, dengan disiplin yang tinggi.” tutur dia.
Pada akhirnya julukan “Little Red Dot” malahan menjadi kosakata yang akrab digunakan oleh warga Singapura bahkan media setempat sebagai bentuk kebanggaan akan kemakmuran Singapura di tengah keterbatasan sumber daya alam negeri mereka.
Bahkan di perayaan 50 tahun ulang tahun emas Singapura pada tahun 2015, pemerintah Singapura menggunakan logo “SG50” di dalam sebuah titik merah sebagai referensi kepada julukan “Little Red Dot”
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pernah berkata, “Little Red Dot” BJ Habibie telah menjadi kosakata sehari-hari penduduk Singapura.
Kosakata ini menjadi simbol rasa syukur Singapura serta sebagai pengingat bahwa memang Singapura sangat kecil dan sangat rentan.
Baca juga: Mengenang BJ Habibie, Ini 10 Obyek Wisata di Parepare
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.