Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Turki Rilis Kalimat Terakhir Jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi Sebelum Dibunuh

Kompas.com - 11/09/2019, 12:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Dalam kalimat terakhirnya sebelum dibunuh, jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi meminta si pembunuh supaya tidak membekap mulutnya karena dia punya asma.

Begitulah cuplikan kalimat itu berdasarkan publikasi yang dilakukan oleh harian pro-pemerintah dari Turki, Sabah, tentang detil pembunuhan Khashoggi.

Dilansir The Guardian Selasa (10/9/2019), Sabah merilis detil baru rekaman percakapan Jamal Khashoggi dengan tim yang dikirim dari Arab Saudi untuk membungkamnya.

Baca juga: Buntut Kasus Pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi Serukan Boikot ke Turki

Harian itu memaparkan rekaman pembunuhan Khashoggi dengan laporan dia dimutilasi pada 2 Oktober 2018 di kantor Konsulat Saudi di Istanbul telah diamankan intelijen Turki.

Berdasarkan transkrip rekaman, Maher Abdulaziz Mutreb yang merupakan pemimpin skuad mengatakan kepada si jurnalis bahwa dia harus dibawa kembali ke Riyadh.

Sebab, Kepolisian Internasional (Interpol) memerintahkan penangkapannya. Khashoggi menjawab bahwa dia tidak mendengar ada kasus hukum yang menderanya.

Dia juga menuturkan bahwa si tunangan, Hatice Cengiz, tengah menunggunya di luar gedung. Mutreb dan anggota tim pembunuh lainnya pun mulai memaksa Khashoggi.

Mereka mendesak kontributor Washington Post untuk menulis surat kepada anaknya dengan isinya agar tidak mencemaskan dirinya jika dia tidak memberi kabar.

"Bantu kami, supaya kami dapat membantu engkau. Jika engkau tidak membantu kami, engkau tahu apa yang bakal terjadi," ujar Mutreb seperti yang tertera di transkrip.

Jurnalis berusia 59 tahun itu kemudian melawan dengan menyatakan dia tidak akan menulis apa pun, dan membuat tim itu melakukan prosedur pembungkaman.

"Jangan tutupi mulutku. Saya punya asma. Tolong jangan lakukan itu. Kalian akan mencekik saya." Begitulah kalimat terakhir Jamal Khashoggi sebelum kehilangan kesadaran.

Sejumlah detil seperti yang diungkapkan oleh harian Turki Sabah sudah berada di laporan PBB mengenai pembunuhan Khashoggi yang dirilis pada Juni lalu.

Laporan PBB itu menekankan bahwa Arab Saudi bertanggung jawab atas kematian Khashoggi, dengan peran Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam kejadian itu harus ditelaah.

Riyadh yang awalnya membantah kemudian mengakui bahwa Khashoggi dibunuh, dengan menyatakan pembunuhan itu dilakukan oleh sekelompok orang serampangan.

Di tengah tekanan internasional, Saudi telah mengadili 11 orang, dengan MBS, julukan Mohammed bin Salman, membantah terlibat dalam pembunuhan itu.

Adapun keberadaan jenazah Khashoggi hingga saat ini masih belum diketahui. Sebelumnya, sumber penyelidik Turki menyebut jenazahnya dimutilasi dan dihancurkan dengan cairan asam.

Baca juga: Trump Marah soal Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi, tetapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com