Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengadilan Iran Selidiki Kasus Perempuan Bakar Diri Usai Ditahan karena Menonton Sepak Bola

Kompas.com - 10/09/2019, 21:24 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Otoritas Iran telah memerintahkan kepada pengadilan untuk menggelar penyelidikan atas kasus kematian seorang perempuan penggemar sepak bola, yang dilaporkan tewas bakar diri usai ditahan karena mencoba memasuki stadion.

Perintah penyelidikan itu datang dari Wakil Presiden Urusan Perempuan dan Keluarga Masoumeh Ebtekar, melalui suratnya kepada kepala peradilan, demikian dilaporkan surat kabar pemerintah Iran.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan Iran dilaporkan tewas setelah melakukan aksi bakar diri usai ditangkap karena menonton pertandingan sepak bola.

Identitas perempuan berusia 30 tahun itu tidak diungkapkan pihak berwenang kepada publik. Namun media setempat mengidentifikasinya sebagai Sahar Khodayari.

Baca juga: Ditangkap karena Menonton Laga Sepak Bola di Stadion, Seorang Wanita Iran Tewas Bakar Diri

Sahar ditangkap pada bulan Maret lalu setelah kedapatan mencoba memasuki stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola.

Perempuan itu, yang dijuluki sebagai "Gadis Biru" karena warna tim favoritnya, Esteghal FC, nekat melakukan aksi bakar diri di luar gedung pengadilan pada pekan lalu, setelah dimungkinkan bakal dijatuhi hukuman penjara selama enam bulan.

Namun situs peradilan Mizan Online, mengatakan Selasa (10/9/2019), bahwa tidak ada hukuman yang dijatuhkan karena tidak ada persidangan dan hakim saat itu sedang berlibur, menurut AFP.

Kematian Sahar memicu kemarahan online, yang kemudian menyerukan kepada badan sepak bola dunia, FIFA, untuk melarang Iran dari kompetisi internasional.

Baca juga: Protes Aturan Hijab, Perempuan Iran Dipenjara Satu Tahun

Warganet juga mengajak para penggemar sepak bola Iran untuk memboikot setiap pertandingan yang digelar.

Salah satu ajakan boikot datang dari legenda sepak bola Iran, Ali Karimi, yang mengajak 4,5 juta pengikutnya di Instagram, untuk memboikot stadion sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Para wanita di tanah kami lebih baik daripada pria," tulis Karimi dalam unggahan yang memuat gambar sosok perempuan dengan bola sepak sebagai jantungnya dan nyala api di sekelilingnya.

Ucapan belasungkawa juga datang dari klub sepak bola Iran, Esteghlal FC, yang menyatakan kesedihan atas kematian salah seorang penggemar mereka.

"Kematian tragis salah satu anak kami yang tercinta, Nona Sahar Khodayari, telah menyebabkan banyak kesedihan dan penyesalan bagi Estghlal FC," tulis pernyataan klub itu.

Baca juga: Berdandan Jadi Pria, Sekelompok Perempuan Iran Berhasil Masuk Stadion

Sementara situs peradilan Iran mengatakan bahwa jasad perempuan itu telah diserahkan kembali kepada keluarganya, yang tinggal di Qom, selatan ibu kota Iran.

Iran telah melarang perempuan untuk menonton sepak bola di stadion sejak 1981, dengan alasan melindungi perempuan dari atmosfer maskulin dan melihat pria yang berpakaian setengah tertutup.

Human Rights Watch mengatakan, larangan itu tidak tertulis dalam undang-undang atau peraturan, namun ditegakkan dengan tegas oleh otoritas negara itu.

Menurut laporan kantor berita Shafaghna, Sahar tewas pada Senin (9/9/2019). Presiden FIFA, Gianni Infantino, angkat bicara mengenai kebijakan itu.

Dia mendesak negara yang mengadopsi sistem republik Islam tersebut supaya mengizinkan wanita memasuki stadion, atau terancam menghadapi sanksi pada Juni lalu.

Baca juga: Tulis Novel tentang Hukuman Rajam, Penulis Perempuan Iran Dipenjara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com