Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban: Ada 2 Cara Mengakhiri Pendudukan di Afghanistan, Jihad atau Negosiasi

Kompas.com - 10/09/2019, 16:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Taliban merespons dengan menyesalkan ucapan Presiden AS Donald Trump yang menyebut perundingan dengan mereka sudah "mati" setelah sebelumnya membatalkan pertemuan rahasia.

Perang komentar di antara kedua pihak memunculkan kekhawatiran terjadinya kekerasan baru setelah Trump dan Taliban siap bertarung buntut kolapsnya pembicaraan.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan seperti diberitakan AFP Selasa (10/9/2019), mereka mempunyai dua cara untuk mengakhiri pendudukan di Afghanistan.

Baca juga: Tentaranya Tewas karena Serangan Bom Jadi Sebab Trump Batalkan Pertemuan dengan Taliban

"Satu adalah jihad dan berjuang, satunya lagi negosiasi. Jika Trump ingin menghentikan pembicaraan, maka kami akan mengambil langkah pertana, dan mereka bakal menyesalinya," ancam Mujahid.

Pernyataan Taliban muncul beberapa jam setelah kepada awak media, Trump menyatakan mereka menarik diri dari proses perundingan yang berjalan hampir setahun terakhir.

Jika disahkan, maka perjanjian damai itu bakal memberikan jalan bagi Washington untuk memulangkan pasukan dalam rangka mengakhiri konflik berusia 18 tahun.

"(Perundingan) itu sudah mati. Sejauh yang saya pahami, mereka sudah mati," terang presiden berusia 73 tahun itu di Washington sebelum bertolak ke Carolina Utara.

Presiden ke-45 dalam sejarah AS menyatakan bahwa serangan AS kepada gerilyawan itu kembali sengit sejak invasi yang terjadi lebih dari satu dekade silam.

Kemudian pada Minggu (8/9/2019), Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim militer AS sudah meluluhlantakan setidaknya ribuan Taliban dalam 10 hari terakhir.

Dengan gusar, Trump membantah bahwa efek cambukan yang timbul karena pernyataannya itu menjadi penyebab kekacauan yang terjadi di Afghanistan.

Hingga akhir pekan ini, terdapat ekspektasi bahwa perundingan damai akan membuat AS menurunkan jumlah pasukannya di Afghanistan. Gantinya, Taliban menawarkan keamanan.

Namun tiba-tiba pada Sabtu (7/9/2019), presiden berusia 73 tahun itu membatalkan negosiasi yang sedianya bakal dia pimpin sendiri di fasilitas Camp David.

Trump menuturkan pembatalan pertemuan itu terjadi setelah Taliban mengaku sebagai pelaku serangan bom di Kabul yang menewaskan 12 orang, salah satunya serdadu AS.

"Mereka mengira jika mereka membunuh lebih banyak orang, maka perbuatan itu bisa meningkatkan daya tawar mereka dalam proses perundingan damai," ujarnya.

Trump mengaku rencana pertemuan rahasia di Camp David merupakan inisiatifnya tanpa berdiskusi dengan pembantunya. Maupun ketika dia membatalkannya.

"Saya membatalkan pertemuan di Camp David karena mereka melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya mereka lakukan," kecam Trump merujuk kepada serangan bom.

Baca juga: Trump: Perundingan Damai dengan Taliban Sudah Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com