Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentaranya Tewas karena Serangan Bom Jadi Sebab Trump Batalkan Pertemuan dengan Taliban

Kompas.com - 10/09/2019, 09:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menekankan dia membatalkan pertemuan rahasia dengan Taliban menyusul serangan bom yang menewaskan satu tentaranya.

Pada akhir pekan kemarin, dia mengumumkan pembatalan negosiasi yang berlangsung di Camp David antara dirinya dengan kelompok yang dianggap pemberontak di Afghanistan itu.

Dilansir BBC Senin (9/9/2019), kedua belah pihak seharusnya bisa memantapkan perundingan damai ketika Trump tiba-tiba membatalkan pertemuan rahasia itu.

Baca juga: Trump: Perundingan Damai dengan Taliban Sudah Mati

Taliban menyatakan bahwa membatalkan pertemuan itu bakal membuat AS lebih "menderita", meski mereka kemudian melanjutkan masih membuka pintu negosiasi.

Kepada awak media di Washington, Trump menuturkan serangan bom di Kabul yang menewaskan 12 orang, termasuk satu tentara AS, merupakan "kesalahan besar".

"Mereka mengira jika mereka membunuh lebih banyak orang, maka perbuatan itu bisa meningkatkan daya tawar mereka dalam proses perundingan damai," ujarnya.

Jelang bertolak ke Carolina Utara untuk urusan kampanye, presiden 73 tahun itu mengakui dia sendiri yang mempunyai ide untuk menggelar pertemuan rahasia dengan Taliban.

Selain itu di sela berdiskusi dengan Taliban, dia berencana bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. "Adalah ide saya juga untuk membatalkannya," katanya.

"Saya membatalkan pertemuan di Camp David karena mereka melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya mereka lakukan," kecam Trump merujuk kepada serangan bom.

Dukungan bagi Trump untuk membatalkan negosiasi datang dari sejumlah politisi Republik. Seperti Senator Ron Johnson yang mengatakan dia senang rencana itu batal.

Dia menuturkan pembicaraan memang harus ditempuh jika menginginkan perdamaian. "Tetapi saat ini, mereka (Taliban) sudah membunuh banyak orang," kata Johnson dikutip AFP.

Trump sebelumnya dikritik karena berani menggelar pertemuan dengan Taliban jelang persiapan AS memperingati tragedi 11 September 2001, atau dikenal sebagai 9/11.

Tetapi dia mempertahankan kebijakan dengan beralasan bahwa menggelar pertemuan tidaklah buruk. "Malah, (pertemuan) itu adalah sesuatu yang baik," tuturnya.

Taliban sendiri tidak pernah menyetujui mengakhiri kampanye serangan mereka terhadap rakyat Afghanistan dan militer asing di tengah pembicaraan perdamaian.

Dalam pernyataannya, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menuturkan pembicaraan awalnya berlangsung baik hingga Sabtu (7/9/2019) saat Trump membatalkan pertemuan.

Dia mengeluhkan bagaimana AS kekurangan sikap yang dewasa dan pengalaman ketika tiba-tiba membatalkan kesepakatan sebelum perjanjiannya ditandatangani.

Baca juga: Tentara AS Tewas dalam Serangan di Afghanistan, Trump Batalkan Negosiasi Damai dengan Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com