WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menekankan dia membatalkan pertemuan rahasia dengan Taliban menyusul serangan bom yang menewaskan satu tentaranya.
Pada akhir pekan kemarin, dia mengumumkan pembatalan negosiasi yang berlangsung di Camp David antara dirinya dengan kelompok yang dianggap pemberontak di Afghanistan itu.
Dilansir BBC Senin (9/9/2019), kedua belah pihak seharusnya bisa memantapkan perundingan damai ketika Trump tiba-tiba membatalkan pertemuan rahasia itu.
Baca juga: Trump: Perundingan Damai dengan Taliban Sudah Mati
Taliban menyatakan bahwa membatalkan pertemuan itu bakal membuat AS lebih "menderita", meski mereka kemudian melanjutkan masih membuka pintu negosiasi.
Kepada awak media di Washington, Trump menuturkan serangan bom di Kabul yang menewaskan 12 orang, termasuk satu tentara AS, merupakan "kesalahan besar".
"Mereka mengira jika mereka membunuh lebih banyak orang, maka perbuatan itu bisa meningkatkan daya tawar mereka dalam proses perundingan damai," ujarnya.
Jelang bertolak ke Carolina Utara untuk urusan kampanye, presiden 73 tahun itu mengakui dia sendiri yang mempunyai ide untuk menggelar pertemuan rahasia dengan Taliban.
Selain itu di sela berdiskusi dengan Taliban, dia berencana bertemu Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. "Adalah ide saya juga untuk membatalkannya," katanya.
"Saya membatalkan pertemuan di Camp David karena mereka melakukan perbuatan yang tidak sepantasnya mereka lakukan," kecam Trump merujuk kepada serangan bom.
Dukungan bagi Trump untuk membatalkan negosiasi datang dari sejumlah politisi Republik. Seperti Senator Ron Johnson yang mengatakan dia senang rencana itu batal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.