Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus di Bangladesh Tangguhkan Seorang Mahasiswa karena Berstatus Pengungsi Rohingya

Kompas.com - 08/09/2019, 23:06 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

DHAKA, KOMPAS.com - Sebuah universitas di Bangladesh menangguhkan status seorang mahasiswa setelah mengetahui jika mahasiswa tersebut merupakan pengungsi Rohingya.

Peraturan yang berlaku di Bangladesh melarang pendidikan formal bagi para pengungsi.

Universitas Internasional Cox's Bazar mengumumkan telah menangguhkan status mahasiswa Rahima Akter Khushi (20) dan menyatakan bakal menyelidiki kasusnya.

Sementara media lokal melaporkan bahwa dia telah menyembunyikan identitasnya sebagai pengungsi Rohingya saat mendaftar.

Baca juga: 3.500 Pengungsi Rohingya di Bangladesh Dibebaskan untuk Kembali ke Myanmar

"Rohingya tidak dapat diterima di universitas kami, karena mereka adalah pengungsi," kata Abul Kashem, kepala lembaga pendidikan internasional itu.

"Orang asing dapat belajar di sini, tetapi mereka harus mengikuti prosedur yang ada," tambahnya, dikutip AFP.

Kashem mengatakan, perempuan muda itu telah menggunakan dokumen yang menunjukkan bahwa dia menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di kota pelabuhan Chittagong, Bangladesh.

Khushi, yang mengambil bidang hukum, mengatakan kepada AFP, keputusan universitas telah menghancurkannya secara mental.

"Gadis lain mungkin sudah akan menyerah, tapi saya akan mencoba yang terbaik untuk menghadapi situasi ini," katanya.

Baca juga: Kisah Pengungsi Rohingya Merajut Asa Lewat Sekolah, Mimpi Jadi Dokter atau Insinyur

Situs berita Rohingya Post mengatakan Khushi sempat menjadi target setelah melakukan wawancara pada 2018 dengan kantor berita internasional Associated Press, yang kemudian menjadi viral di Cox's Bazar, tempat kamp-kamp pengungsi berada.

Khushi mengatakan, kedua orangtuanya tiba di Bangladesh dari Rakhine pada tahun 1990-an dan dia lahir serta dibesarkan di Cox's Bazar.

"Saya ingin melangkah lebih jauh. Tetapi saya tidak tahu bagaimana saya akan melakukannya," kata Khushi kepada AFP.

Pemimpin Rohingya yang berbasis di Brisbane, Mojib Ullah mengatakan, penangguhan status mahasiswa Khushi tidak akan membawa pada apa pun selain membunuh potensi di masyarakat, yang memiliki kesempatan terbatas untuk belajar di Rakhine.

Kasus penangguhan status mahasiswa seorang pengungsi Rohingya oleh kampus di Bangladesh ini terjadi setelah upaya pemulangan terakhir yang dilakukan pemerintah bersama dengan Myanmar kembali tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Mahathir Janji Bantu Muslim Rohingya Cari Perlindungan di Malaysia

Tidak ada satu pun pengungsi yang secara sukarela bersedia menyeberang perbatasan dan kembali ke Myanmar.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com