Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Diterjang Topan Lingling, 5 Orang Tewas

Kompas.com - 08/09/2019, 22:16 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebanyak lima orang dilaporkan tewas dan tiga lainnya luka-luka, akibat terjangan topan kuat yang melanda wilayah Korea Utara, Sabtu (7/9/2019).

Selain menimbulkan korban tewas dan luka, terjangan Topan Lingling, salah satu topan paling kuat yang juga melanda Korea Selatan, turut menimbulkan kerusakan di lahan pertanian.

Akibat lahan pertanian yang rusak, hasil panen diperkirakan menurun drastis dan memicu kekhawatiran akan kekurangan pangan.

"Tanaman roboh, terendam, atau terkubur di lahan pertanian seluas sekitar 46.200 hektar," kata kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Minggu (8/9/2019).

Baca juga: Dianggap Santai Hadapi Topan Lingling, Kim Jong Un Marahi Pejabat Korut

"Pekerjaan aktif untuk mengatasi dampak bencana saat ini sedang berlangsung di daerah-daerah yang tertimpa musibah," lanjut media itu.

Topan Lingling, yang disebut dengan Topan-13 di negara tertutup itu, juga merusak lebih dari 460 rumah warga dan setidaknya selusin bangunan publik, yang hancur maupun terendam seluruhnya, akibat topan.

"Menurut data yang diperoleh Komite Bencana Darurat Negara, lima orang tewas dan tiga orang luka. Mereka yang terluka telah dalam perawatan di rumah sakit," lanjut KCNA.

Sebelumnya diberitakan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memarahi para pejabatnya yang dianggap terlalu santai dalam mempersiapkan menghadapi Topan Lingling.

Baca juga: Video Perlihatkan Detik-detik Robohnya Crane Raksasa Akibat Terjangan Topan Dorian

Dilansir AFP, Kim Jong Un langsung mengadakan pertemuan darurat Jumat (6/9/2019) dan mengatakan "kondisi bahaya" yang disebabkan Topan Lingling sudah dekat.

Tetapi berdasarkan pemberitaan kantor berita setempat, Kim marah dan menyebut para pejabat di departemen yang bertanggung jawab tampak tak bersiap dengan baik.

Dalam pertemuan itu, Kim menuturkan sikap pejabat Korut tidak berubah, dan sepertinya menganggap santai topan serta tidak memahami betapa seriusnya bahaya yang dihadapi.

Kim Jong Un memaparkan, upaya meminimalkan kerusakan akibat Topan Lingling bakal membutuhkan "banyak perjuangan", dengan pasukan diminta memastikan keselamatan warga sipil.

Status Korut sebagai negara terisolasi dan miskin membuat penanganan bencana menjadi rapuh, terutama banjir, dikarenakan deforestasi dan infrastruktur payah.

Baca juga: Cegah Angin Topan ke AS, Trump Ingin Jatuhkan Bom Nuklir

Setidaknya ada 138 warga Korut diberitakan tewas setelah hujan lebat mengakibatkan banjir bandang besar yang terjadi pada 2016, demikian keterangan PBB.

Kemudian pada musim panas 2012 silam, setidaknya lebih dari 160 orang terbunuh oleh hujan badai besar.

Sementara di Korea Selatan, di mana topan menerjang sebelum menuju Utara, sebanyak tiga orang dilaporkan tewas, dengan 27 lainnya luka-luka.

Lebih dari 270 penerbangan harus dibatalkan dengan lebih dari 30.000 rumah mengalami pemadaman listrik.

Baca juga: Korban Tewas Topan Lekima di China Meningkat Menjadi 32 Orang

Otoritas cuaca di Seoul menjelaskan, mereka memperingatkan akan tanah longsor dan banjir karena hujan lebat dan angin kencang, dan menasihati publik agar tak keluar rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com