RIYADH, KOMPAS.com - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menunjuk putranya, Pangeran Abdulaziz bin Salman sebagai menteri energi, pada Minggu (8/9/2019).
Pangeran Abdulaziz menggantikan Khalid al-Falih dan menjadi anggota keluarga kerajaan Saudi pertama yang dipercaya menjabat sebagai menteri energi negara pengekspor minyak terbesar di dunia.
Pangeran Abdulaziz merupakan anggota lama delegasi Saudi untuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta memiliki pengalaman puluhan tahun di sektor perminyakan.
Abdulaziz juga disebut sebagai sosok yang membantu dalam negosiasi perjanjian antara negara OPEC dengan non-OPEC yang berlaku saat ini, di mana pasokan minyak mentah global dipangkas untuk mendukung harga dan menyeimbangkan pasar.
Baca juga: Perempuan Saudi Kini Bebas Bepergian ke Luar Negeri Tanpa Izin Wali Laki-laki
Para pejabat dan analis perminyakan Saudi memperkirakan, Abdulaziz tidak akan mengubah kebijakan minyak kerajaan maupun OPEC.
"Kebijakan minyak Saudi akan ditingkatkan dengan penunjukan Pangeran Abdulaziz, melalui penguatan kerja sama antara OPEC dan dengan non-OPEC," kata seorang pejabat Saudi kepada Reuters.
"Dia (Pangeran Abdulaziz) adalah seorang teknokrat yang sangat cakap, yang sangat menguasai industri energi," kata Helima Croft, direktur pelaksana RBC Capital Markets.
"Saya tidak berpikir akan ada perubahan besar dalam kebijakan OPEC maupun inisiatif yang lebih luas," tambahnya.
Baca juga: Arab Saudi Geser Pasar Ekspor Minyak Mentah ke China
Pangeran Abdulaziz yang berusia 59 tahun merupakan kakak tiri dari Pangeran Mahkota Mohamed bin Salman.
Sebelumnya, Abdulaziz pernah diangkat sebagai menteri negara untuk urusan energi pada 2017 dan menjadi wakil untuk menteri perminyakan sebelumnya, Ali al-Naimi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.