Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe yang Meninggal Bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Kompas.com - 07/09/2019, 07:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HARARE, KOMPAS.com - Mendiang mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe yang meninggal pada usia 95 tahun pada Jumat (6/9/2019) bakal mendapat gelar pahlawan nasional.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Emmerson Mnangagwa di ibu kota Harare. Dia juga mengumumkan seluruh publik akan berkabung hingga jenazah Mugabe dimakamkan.

Dalam konferensi pers di istana negara, Mnangagwa menuturkan bahwa Zanu-PF, partai yang didirikan oleh Robert Mugabe, telah melangsungkan pertemuan.

Baca juga: Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe Meninggal, Ini Ucapan Belasungkawa Para Pemimpin Negara

"Dalam pertemuan, beliau akan mendapat gelar pahlawan nasional yang memang beliau pantas untuk terima," kata Mnangagwa seperti diberitakan Times Live.

Berbicara beberapa jam setelah dia mengumumkan kematian Mugabe, Mnangagwa mengatakan menyebut sang mendiang presiden sebagai sosok pemimpin, pendiri, hingga teman.

"Beliau akan dikenang dan dihormati karena kebijakan bersejarah soal reformasi tanah selama beliau memimpin," kata presiden berusia 76 tahun itu.

Mugabe, presiden kedua dan perdana menteri Zimbabwe yang berkuasa selama 37 tahun, meninggal pada Jumat pagi waktu setempat saat berobat di Singapura.

Dalam pernyataannya, Mnangagwa menuturkan Robert Mugabe sebagai pejuang kemerdekaan yang menentang kekuasaan kolonial yang tidak pernah meninggalkan "karakteristik bangsanya".

"Dengan pondasi sulit yang dibangunnya sebagai pemimpin, kini kami memulihkan dan mengembangkan ekonomi, setahap demi setahap, hingga visinya terpenuhi," katanya.

Di Singapura, kementerian luar negeri juga menyampaikan dukacita mendalam dan menyatakan bakal berkoordinasi dengan Kedubes Zimbabwe untuk memulangkan jenazah Mugabe.

Mugabe yang memulai karirnya sebagai guru digulingkan dalam sebuah kudeta November 2017. Kudeta itu berawal dari keputusan Mugabe memecat Mnangagwa yang saat itu wakilnya sendiri.

Banyak kalangan menduga pemecatan Mnangagwa dilakukan Mugabe untuk memuluskan jalan istrinya, Grace, sebagai presiden. Banyak sekutunya kemudian berbalik menentangnya.

Kabar kematian Mugabe menimbulkan reaksi beragam. Di satu sisi, dia dianggap sebagai tokoh kebebasan Afrika. Tapi di sisi lain, dia disebut biang kehancuran negaranya sendiri.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, misalnya. Dia menyebut Mugabe sebagai negarawan senior dan pejuang kemerdekaan yang tak pernah lelah berjuang demi apa yang dia yakini.

Namun politisi oposisi Inggris, negara yang pernah menjajah Zimbabwe, Rmily Thornberry kepada BBC Radio 4 via CNN berkata dia tidak akan bersedih dengan kabar itu.

"Malah faktanya, kami sempat sangat berharap kepadanya. Tetapi dia kehilangan pegangan dan saya pikir dia menghancurkan negara yang harusnya punya masa depan cerah," ujarnya.

Baca juga: 5 Fakta tentang Mugabe yang Belum Pernah Terkuak Publik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com