"Aku masih Hitler saat itu. Hitler ini hanya memiliki satu tujuan: keadilan bagi rakyatnya, kedaulatan rakyatnya, pengakuan akan kemerdekaan rakyatnya dan hak-hak mereka atas sumber daya mereka. Jika itu adalah Hitler, maka biarkan aku menjadi Hitler sepuluh kali lipat. Sepuluh kali, itulah yang kami perjuangkan. " - Pemakaman kenegaraan menteri kabinet, 2003.
"Ekonomi kita seratus kali lebih baik daripada rata-rata ekonomi negara Afrika. Di luar Afrika Selatan, negara apa yang sebagus Zimbabwe? ... Apa yang kurang sekarang adalah barang-barang di rak - itu saja." - Wawancara, 2007.
"Aku telah mati berkali-kali - di situlah aku telah mengalahkan Yesus. Yesus mati sekali dan bangkit sekali." - Ucapan Mugabe di radio pada ulang tahunnya yang ke-88.
Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Robert Mugabe, Revolusioner dan Presiden Kedua Zimbabwe
"Biarkan (Presiden George HW) Bush membaca sejarah dengan benar. Biarkan dia menyadari bahwa - baik secara pribadi maupun dalam kapasitas perwakilannya sebagai presiden Amerika Serikat saat ini - dia mewakili 'peradaban' ini. Peradaban yang diduduki, dijajah, dipenjara, dan terbunuh. Dia seharusnya lebih banyak untuk menebus dan sedikit untuk mengajari kita tentang Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Tangannya meneteskan darah tak berdosa dari banyak negara. " - Majelis Umum PBB, 2007.
"Saya baru saja menyimpulkan - sejak Presiden (Barack) Obama mendukung pernikahan sesama jenis, mengadvokasi orang-orang homoseksual, dan menikmati wajah yang menarik - jadi jika itu perlu, saya akan melakukan perjalanan ke Washington, DC, berlutut, dan melamarnya. " - Wawancara dengan radio ZDC, 2015.
"Boleh saya katakan kepada Presiden Amerika Serikat, Tuan (Donald) Trump, tolong tiup sangkakala Anda. Tiup sangkakala Anda dengan cara musikal menuju nilai-nilai persatuan, perdamaian, kerja sama, kebersamaan, dialog, yang selalu kami perjuangkan." - Majelis Umum PBB, 2017.
Baca juga: Robert Mugabe Klaim Kopernya yang Hilang Berisi Uang Rp 14 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.