BERLIN, KOMPAS.com - Dua ekor bayi panda yang lahir di kebun binatang Jerman menjadi perhatian publik. Terlebih setelah muncul usulan nama "Hong" dan "Kong".
Dua ekor bayi itu lahir dari rahim Meng Meng, panda raksasa yang dipinjamkan dari China, pada Sabtu pekan lalu, seperti dilansir BBC Jumat (6/9/2019).
Baca juga: Meng Meng, Panda Betina di Kebun Binatang Jerman Lahirkan Anak Kembar
Salah satu media terkemuka di Berlin, Der Tagesspiegel, kemudian merilis jajak pendapat kepada publik Jerman soal nama apa yang cocok bagi dua bayi itu.
Daftar teratas pun muncul: "Hong" dan "Kong". Salah satu pembaca mengemukakan, mereka harus menunjukkan solidaritas kepada perjuangan warga Hong Kong.
Sementara ada juga pembaca yang menyarankan nama Joshua Wong Chi-fung dan Agnes Chow Ting, dua aktivis berpengaruh dalam pergerakan demokrasi Hong Kong.
Meminjamkan panda raksasa ke kebun binatang seantero dunia merupakan bagian dari diplomasi halus China demi menenangkan simpati dan dukungan publik setempat.
Karena dua bayi itu harus kembali ke China setelah berusia 2-3 tahun, Der Tagesspiegel dengan bercanda menyarankan agar hewan itu bisa tetap di Jerman.
Jajak pendapat itu sebenarnya tidak mengikat atau berkaitan dengan kebun binatang. Namun harian besar Jerman lainnya, Bild, menggunakan usulan itu dengan lebih keras.
"Bild memilih menamakan dua bayi panda itu Hong dan Kong karena inilah politik brutal China yang terpampang pada dua hewan itu," ulas Bild Kamis (5/9/2019).
Harian degan sirkulasi 1,5 juta pada 2018 itu kemudian mendesak pemerintah Jerman untuk bertindak dalam koridor politik berkaitan dengan penamaan dua hewan tersebut.
Di tengah kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Beijing pada pekan ini, Bild dalam editorialnya menuliskan dia bisa menyampaikannya kepada Presiden Xi Jinping.
Adapun dalam wawancara sebelumnya, Joshua Wong menuturkan dia berharap dua bayi panda itu bisa dinamai "Freedom (Kemerdekaan)" dan "Democracy (Demokrasi)".
Pemberitaan media Jerman itu terjadi setelah pemerintah Hong Kong meluncurkan iklan di berbagai media massa untuk memastikan mereka masih terbuka untuk bisnis.
Iklan yang dipasang di berbagai media terkemuka dunia menyatakan pemerintahan Hong Kong bertekad mencapai "resolusi damai, rasional, dan masuk akal" demi menurunkan tensi.
Baca juga: RUU Esktradisi Hong Kong Dicabut, Upaya China Mendinginkan Krisis?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.