VLADIVOSTOK, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad berkata, dia ragu soal temuan tim penyelidik internasional atas ditembaknya pesawat Malaysia Airlines MH17.
Dalam wawancara dengan Sputnik dikutip The Star Kamis (5/9/2019), Mahathir menuturkan bahwa dia melihat ada yang "tidak benar" soal beberapa temuan.
PM berjuluk Dr M itu menjelaskan, dia tidak meragukan tekad dan determinasi Tim Investigasi Gabungan (JIT). Yang dia ragukan adalah sejumlah klaim.
Baca juga: Ukraina Bebaskan Terduga Pelaku Jatuhnya Pesawat Air Asia MH17
"Sangat sulit bagi kami menerimanya. Identifikasi rudal, tentunya. Area di mana insiden itu terjadi juga bisa diverifikasi," tutur Mahathir.
"Tetapi mengidentifikasi siapa pihak yang menembakkannya. Jelas, menyelidiki fakta itu merupakan sesuatu yang sulit di situasi biasa," papar dia.
Mahathir yang tengah berada di Vladivostok untuk menghadiri Forum Ekonomi Timur (EEF) mengatakan, belum ada bukti kuat untuk menyalahkan Rusia dalam ditembaknya Malaysia Airlines MH17.
Dia mengakui dalam mengatakannya, dia tidak mempunyai kerabat yang menjadi korban tewas. Dia hanya mengatakannya sebagai seorang pengamat dari jauh.
"Namun, temuan yang diumumkan JIT tidak terdengar benar bagi saya. Banyak orang di Malaysia juga mengakuinya," kata PM berusia 74 tahun tersebut.
Pada 17 Juli 2014, pesawat yang tengah terbang dari Amsterdam (Belanda) ke Kuala Lumpur ditembak jatuh dekat Donetsk, Ukraina, dan menewaskan 298 di dalamnya.
JIT yang dipimpin oleh Belanda menyimpulkan, Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal anti-pesawat BUK oleh kelompok separatis pro-Rusia dalam konflik di Ukraina.
Juni lalu, JIT yang beranggotakan Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina mengumumkan empat orang, tiga warga Rusia dan sisanya Ukraina, dijerat dengan tuduhan menembak jatuh MH17.