Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Penculik Anak di India Kembali Memakan Korban, Seorang Pria Tewas Usai Dikeroyok

Kompas.com - 05/09/2019, 19:13 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang pria dilaporkan tewas setelah dikeroyok sekelompok orang yang menuduhnya sebagai penculik anak, menjadi kasus terbaru terkait penyebaran isu jahat.

Kepolisian India, pada Kamis (5/9/2019), mengatakan bahwa mereka telah menahan lima orang yang diduga terlibat dalam aksi main hakim sendiri hingga menewaskan seorang pria itu.

Sekitar 150 orang dilaporkan telah menjadi korban aksi penyerangan di seluruh negeri, yang didasarkan pada laporan penculikan palsu yang tersebar melalui aplikasi pesan, membuat kepolisian mengalami kesulitan.

Baca juga: Jadi Korban Isu Penculikan Anak, Seorang Wanita Hamil di India Babak Belur Dipukuli Warga

Sejak 1 Agustus, sedikitnya sembilan orang telah tewas dan 135 lainnya cedera dalam serangan massa, menurut angka yang diperoleh media lokal.

Polisi mengatakan dalam insiden terbaru yang melibatkan penyerangan oleh segerombolan orang di negara bagian Jharkhand, pada Selasa (3/9/2019), seorang pria berusia 45 tahun menjadi korban setelah diserang menggunakan tongkat dan sepatu.

"Desas-desus beredar di desa tentang seorang penculik anak yang berkeliaran di wilayah itu. Kami menangkap lima orang dalam kasus ini," kata perwira senior polisi setempat, Prabhat Kumar, kepada AFP.

Serangan itu terjadi setelah sehari sebelumnya, Senin (2/9/2019), enam orang lain juga menjadi korban pengeroyokan di negara bagian yang sama.

Baca juga: Sebar Hoaks Kasus Penculikan Anak, Ibu Rumah Tangga di Riau Diamankan Polisi

Sebelumnya, pada akhir Agustus, seorang wanita tunarungu dan tunawicara yang sedang hamil, diserang di New Delhi, dengan sekelompok orang yang menyerangnya percaya bahwa dia terlibat dalam kasus penculikan.

Pembunuhan oleh massa yang bergerombol bukan hal baru di India, tetapi penyebaran ponsel pintar hingga ke sudut-sudut terpencil kota telah memungkinkan rumor dibagikan dengan makin cepat dan dalam volume yang besar.

Rentetan serangan yang terkait dengan isu penculikan anak telah dimulai sejak tahun lalu, mendorong WhatsApp untuk meluncurkan fitur perlindungan baru, salah satunya membatasi jumlah pengguna yang dapat meneruskan pesan.

Platform milik Facebook, yang memiliki sekitar 200 juta pengguna di India, juga memasang iklan layanan masyarakat di surat kabar yang mengingatkan kesadaran masyarakat tentang berita palsu.

Namun dalam insiden terbaru di Jharkhand, Selasa lalu, polisi mengatakan rumor yang menyebabkannya tidak berasal dari pesan berantai di WhatsApp.

Baca juga: Qin Yucie, Korban Penculikan 31 Tahun Lalu Akhirnya Bertemu Orangtua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com