ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, seharusnya negaranya juga punya hak untuk mempunyai senjata nuklir. Tak hanya negara maju saja.
Hadir dalam Forum Ekonomi Central Anatolian di Sivas, Erdogan mengomentari ekspansi industri pertahanan Turki setelah berdialog dengan AS, Rusia, dan tak menutup kemungkinan dengan China.
Dilansir Newsweek Rabu (4/9/2019), di tengah membahas ekspansi itulah, Erdogan kemudian berkomentar bahwa ada negara yang punya senjata nuklir lebih dari satu.
Baca juga: Ditanya Bakal Beli Jet Tempur Rusia Setelah Dikeluarkan AS dari F-35, Erdogan: Mengapa Tidak?
"Tapi negara saya tidak diperbolehkan mempunyainya? Saya tak bisa menerimanya. Saat ini, hampir semua negara di dunia berkembang punya senjata nuklir," keluhnya.
AS saat ini diprediksi menempatkan 50 senjata nuklir di Turki sebagai bagian dari aliansi militer NATO terkait kebijakan pembagian hulu ledak nuklir.
Berdasarkan laporan NATO yang bocor dan dipublikasikan harian Belgia De Morgen, senjata itu disimpan di Pangkalan Incirlik, dengan pengawasan Washington.
Pada 1980, Ankara menandatangani Traktat Pelucutan Senjata (NPT) yang pada intinya menentang kepemilikan senjata nuklir selain negara "yang diakui".
Namun dalam perkembangannya, negara lain seperti India, Pakistan, Korea Utara (Korut), hingga Israel juga mengembangkan dan menyimpan senjata pemusnah massal itu.
Meski menjadi anggota sejak 1952, hubungan Turki dengan anggota NATO lain, terutama AS, merenggang. Baru-baru ini setelah Ankara menerima sistem rudal Rusia S-400.
Bahkan pada Rabu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengumumkan personel S-400 sudah mulai diberangkatkan untuk menjalani pelatihan di kota Rusia, Gatchina.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.