Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Pembelot, Sekelompok Wanita Pramusaji Asal Korea Utara Ternyata Diculik Korsel

Kompas.com - 05/09/2019, 17:14 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Sekelompok wanita pramusaji asal Korea Utara yang sempat diberitakan membelot ke Korea Selatan pada 2016, ternyata merupakan korban penculikan.

Hal itu disampaikan tim pencari fakta pengacara internasional yang menyimpulkan usai melakukan kunjungan ke Pyongyang, demikian diberitakan AFP, Kamis (5/9/2019).

Kasus itu telah lama menimbulkan kontroversi, dengan Pyongyang menyatakan bahwa ke-12 wanita itu telah diculik dari sebuah restoran milik pemerintah Korea Utara di China, sementara Seoul menegaskan jika mereka menyeberang atas kehendak sendiri.

Baca juga: Ibu dan Anak Pembelot Korea Utara Ditemukan Mati di Korsel, Diduga Kelaparan

Dalam kunjungan selama enam hari di Pyongyang, sampai Kamis (5/9/2019), tim pengacara itu mengatakan telah bertemu dan berbicara dengan tujuh mantan pelayan yang mengklaim bahwa mereka melarikan diri, sementara rekan mereka terperdaya untuk datang ke Seoul.

Tujuh wanita tersebut mengatakan bahwa mereka dapat melarikan diri dan kembali ke Korea Utara setelah ketua tim mereka mendengar percakapan antara manajer restoran dengan perwakilan dari badan intelijen Korsel, yang datang untuk membawa mereka ke bandara.

"Saat tujuh wanita ini melarikan diri, 12 wanita pramusaji lainnya dibawa pergi tanpa tahu jika mereka hendak dibawa ke Korea Selatan," kata komite pencari fakta gabungan dari Asosiasi Pengacara Demokrasi Internasional (IADL) dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Pembelot Korut: Kim Jong Un Lebih Kejam Dibanding Ayah dan Kakeknya

"Mereka dibawa pergi setelah diperdaya, melawan kehendak mereka, dan dipisahkan dari keluarga serta negara. Ini merupakan bentuk tindak pidana penculikan," lanjut pernyataan komite.

Saat menyampaikan pengarahan di Pyongyang, salah satu pengacara yang tergabung dalam tim pencari fakta itu mengecam pemerintah Seoul dalam caranya menangani kasus ini.

"Tim itu telah mendapat kerja sama penuh dari Korea Utara, tetapi tidak diizinkan bertemu dengan 12 wanita Korea Utara yang saat ini berada di Korsel," kata Niloufer Bhagwat, wakil presiden Konfederasi Pengacara Asia Pasifik.

"Para wanita muda itu masih dipantau oleh dinas intelijen Korea Selatan dan agen kepolisian nasional," tambahnya.

"Otoritas Seoul tidak ingin mengungkapkan bahwa beberapa wanita muda itu telah mendekati mereka untuk meminta bantuan.

Baca juga: Diretas, Data Pribadi Ratusan Pembelot Korea Utara Bocor

"Alasan mereka tidak ini mengungkapkannya adalah karena mereka tidak peduli dengan pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Korsel," ujar Bhagwat.

Dalam sebuah pengungkapkan yang mengejutkan tahun lalu, manajer sebuah restoran tempat para wanita pelayan itu bekerja, mengatakan bahwa dia telah berbohong tentang tujuan akhir mereka dan memeras agar mereka mengikutinya ke Selatan.

Komisi HAM Nasional Korea Selatan telah menyelesaikan penyelidikan mereka terhadap kasus ini, namun belum merilis temuannya.

Tim pengacara itu mengatakan mereka akan menyelesaikan laporan akhir tentang temuan mereka setelah kembali dari perjalanan mereka ke Pyongyang pada akhir September dan melapor ke PBB.

Baca juga: Pembelot Korut: 80 Persen Generasi Saya Tak Setia pada Kim Jong Un

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com