HONG KONG, KOMPAS.com - Pemimpin Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mendesak kepada para demonstran pro-demokrasi untuk mengakhiri aksi unjuk rasa setelah salah satu tuntutan mereka dipenuhi.
Lam, pada Rabu (4/9/2019), mengumumkan akan mencabut Rancangan Undang-Undang Ekstradisi yang kontroversial dan memicu krisis politik di Hong Kong selama beberapa bulan terakhir, demi menghilangkan kekhawatiran publik.
Jutaan orang telah turun ke jalan-jalan Hong Kong, sejak Juni lalu, karena menolak RUU yang akan memungkinkan dilakukannya ekstradisi ke China daratan.
Lam sempat menangguhkan pembahasan RUU Ekstradisi tersebut dari parlemen dan mengatakan bahwa RUU tersebut "sudah mati".
Baca juga: RUU Ekstradisi Dicabut, Media China: Demonstran Hong Kong Tak Lagi Punya Alasan Lakukan Kekerasan
Namun hal itu tidak mampu meredakan ketegangan dan aksi demonstrasi, sementara gerakan menentang RUU Ekstradisi telah berkembang menjadi gerakan yang menuntut reformasi demokrasi yang lebih luas.
Kini, setelah mengumumkan pencabutan RUU Ekstradisi, Lam melanjutkan nada perdamaian dengan mengatakan keputusannya menarik sepenuhnya RUU adalah sebagai "upaya untuk membantu mencegah kekerasan dan menghentikan kekacauan sesegera mungkin, melanjutkan tatanan sosial, serta membantu perekonomian dan mata pencaharian masyarakat untuk maju ke depan".
"Jelas bahwa banyak dari kita yang merasakan ketidakpuasan dalam masyarakat, jauh melampaui RUU," tambah Lam, dalam konferensi pers, Kamis (5/9/2019).
Baca juga: Pemimpin Hong Kong Putuskan Cabut RUU Ekstradisi, Ini 4 Faktanya
Lam mengatakan dirinya mengakui bahwa kemarahan terhadap ketidaksetaraan dan pemerintah telah meningkat dan perlu ditemukan solusi pemecahannya.
Lam pun kembali memperbarui permintaannya kepada para pengunjuk rasa untuk mau berdialog dengan pemerintah. Dia juga meminta para demonstran moderat untuk meninggalkan sekutu militan mereka yang kerap terlibat bentrok dengan aparat keamanan.
Tetapi ada pandangan yang melihat kemungkinan kecil konsesinya yang terlambat akan dapat mengakhiri aksi protes di pusat keuangan internasional itu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.