Selain mengumumkan pencabutan RUU Ekstradisi, pemimpin eksekutif Hong Kong, Carrie Lam juga menyampaikan sejumlah rencana untuk menurunkan krisis politik yang terjadi di kota otonom itu sejak tiga bulan terakhir.
Lam mengumumkan rencana untuk menggelar dialog sehingga orang-orang dapat "berbagi pandangan dan menyuarakan keluhan mereka".
Pemimpin berusia 62 tahun itu juga berencana menugaskan akademisi, penasihat, dan para profesional untuk memeriksa dan meninjau masalah-masalah yang ada di masyarakat secara independen dan memberi saran solusi kepada pemerintah.
Baca juga: Selain Menarik RUU Ekstradisi, Ini Langkah Pemimpin Hong Kong Redam Krisis
Tetapi Lam juga memperingatkan kepada para pengunjuk rasa bahwa demonstrasi yang sedang berlangsung dan menentang pemerintah China telah menempatkan Hong Kong dalam posisi yang rentan dan berbahaya.
"Prioritas utama kami sekarang adalah untuk mengakhiri kekerasan, menjaga supremasi hukum dan memulihkan ketertiban dan keselamatan di masyarakat," ujarnya.
Pemimpin berusia 62 tahun itu berjanji pemerintahannya akan mematuhi laporan rekomendasi yang dibuat oleh Dewan Keluhan Polisi Independen (IPCC).
Dia menegaskan mulai bulan ini, dia dan jajarannya bakal turun langsung untuk berdialog dengan massa. "Kami harus menemukan cara menangani keluhan dan mencari solusinya," lanjutnya dikutip Reuters.
Baca juga: China: Jika Situasi Hong Kong Makin Memburuk, Pemerintah Tak Akan Tinggal Diam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.