Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon Kucurkan Rp 51 Triliun untuk Bangun Tembok Perbatasan AS dan Meksiko

Kompas.com - 04/09/2019, 11:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan mengucurkan 3,6 miliar dollar, atau Rp 51,1 triliun, untuk membangun tembok perbatasan di Meksiko.

Enam pekan sejak ditetapkan sebagai Menteri Pertahanan, Mark Esper menandatangani putusan untuk mengalihkan pendanaan 127 proyek militer baik di dalam maupun luar negeri.

Pada Februari, Presiden Donald Trump kecewa karena Kongres AS tidak akan menyediakan dana guna membangun tembok perbatasan setinggi 5,5 meter di AS dan Meksiko.

Baca juga: Paus Fransiskus Bersedia Hadapi Trump untuk Menentang Tembok Perbatasan

Jadi, dia mendeklarasikan darurat nasional guna mendapatkan uang 6,6 miliar dollar AS, atau Rp 93,7 triliun, dari sumber lain guna mencegah migran ilegal dari Meksiko dan Amerika Tengah.

Dana itu termasuk 2,5 miliar dollar, sekitar Rp 35,5 triliun, dari Pentagon yang awalnya bakal digunakan untuk program memerangi peredaran narkoba dan operasi lain.

Dilansir AFP Selasa (3/9/2019), berbagai gugatan yang dilayangkan membuat hakim pengadilan federal memutuskan memblokir pendanaannya hingga kasusnya ditinjau.

Namun dalam amar putusan yang diklaim sebagai kemenangan Trump Juli lalu, Mahkamah Agung AS membatalkan ketetapan pengadilan federal, dan mengizinkan pencairan dana.

Sejak saat itu, Pentagon meneruskan dananya kepada Kementerian Keamanan Dalam Negeri guna membangun tembok tambahan di perbatasan sepanjang 3.200 km itu.

Sebagai tambahan, Kementerian Pertahanan juga menerjunkan ribuan pasukan berseragam ke perbatasan Meksiko untuk membantu penanganan migran yang ditahan.

Tertampar di Muka

Membangun tembok perbatasan merupakan kampanye utama Trump saat Pilpres 2016, disertai janji bahwa Meksiko yang akan membayar dana 25 miliar dollar AS, atau Rp 355,3 triliun.

Dengan pilpres baru bakal berjalan 2020 mendatang, presiden berusia 73 tahun itu kembali menyembulkan isu sensitif itu dengan mengatakan belum ada tembok yang dibangun.

Pada Juli lalu, dia menulis di Twitter bahwa media yang disebutnya Fake News sama sekali tak memberikan kredit karena sudah membangun tembok kokoh.

"Tembok bakal dibangun cepat meski Demokrat mengacaukannya di Kongres, dan sebagainya!" tegas presiden ke-45 AS itu dalam kicauannya pekan lalu.

Baca juga: Pendukung Trump Bangun Tembok Perbatasan Sendiri dari Uang Sumbangan

Pemimpin minoritas Senat AS dari Demokrat Chuck Schumer menuturkan Trump hanyalah memenuhi egonya sendiri, dan pengucuran dana itu jelas "tamparan keras militer AS".

Meski Esper sudah menekan surat supaya meneruskan pencairan dananya, megaproyek itu jelas bakal terus menghadapi tantangan yang sangat berat.

Jack Reed, politisi senior Demokrat dari Komite Layanan Senjata Senat mengusulkan kepada senator lainnya supaya mencegah adanya penyalahgunaan dana dalam jumlah besar.

"Sudah jelas, pemerintahan ini mencoba untuk mengabaikan otoritas Kongres. Upaya ini harus ditentang secara legal dan dibatalkan oleh pengadilan," tegas Reed.

Sementara Serikat Kebebasan Sipil AS (ACLU) melalui tim hukumnya Dror Ladin juga berencana menuntut pemerintahan Trump karena telah menyalahgunakan wewenang.

Baca juga: Pentagon Kembali Alihkan Dana Rp 21 Triliun untuk Tembok Perbatasan AS-Meksiko

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com