WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kapal tanker Iran yang tengah diburu Amerika Serikat (AS) dilaporkan mematikan pelacaknya, dengan dugaan kapal itu menuju Suriah.
Adrian Darya-1, dulunya dikenal sebagai Grace-1, saat ini diyakini membawa 2,1 juta barel minyak mentah senilai 130 juta dollar AS, atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Berdasarkan situs pelacak, MarineTraffic.com, kapal tanker Iran itu diduga mematikan Sistem Identifikasi Otomatis pada Senin siang waktu setempat (2/9/2019).
Baca juga: Menteri Turki: Kapal Tanker Iran yang Dibebaskan Gibraltar Menuju Lebanon
Menurut laporan terakhir dikutip Sky News Selasa (3/9/2019), Adrian Darya-1 berada pada jarak 83 kilometer dari perairan antara Lebanon dan Suriah, dengan dugaan mengarah ke utara.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berkata, dari laporan intelijen dipercaya Adrian Darya-1 hendak mengarah pelabuhan Suriah Tartus yang menjadi lokasi terdekat.
Menghilangnya Adrian Darya-1 merupakan pola kapal tanker Iran yang memilih mematikan pelacak sebagai usaha menyembunyikan pengiriman kargo yang masuk sanksi AS.
Analis kepala di perusahaan data Refinitiv Ranjith Raja berujar, dia menduga kapal tanker itu memutuskan menutup lokasi mereka begitu mendekati Siprus di Mediterania.
Berdasarkan fakta Turki sudah berhenti mengimpor minyak mentah Iran, kapal itu diyakini bakal menuju Suriah yang masih menerima setidaknya satu juta barel per bulan.
"Minyak Iran pergi ke Suriah bukanlah hal baru. Ini fakta umum. Adapun situs kapal minyak Tanker Trackers menge-twit, mereka yakin kapal itu sudah berada di teritori Suriah.
Pejabat Iran mengumumkan bahwa muatan yang ada di dalam kapal Adrian Darya-1 sudah dijual. Hanya, mereka tidak mengungkap siapa pembeli kargo tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.