Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Ungkap Detik-detik Polisi Hong Kong Tangkap Pelajar di Taman Bermain

Kompas.com - 03/09/2019, 21:09 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan detik-detik bagaimana polisi Hong Kong mengejar dan menangkap para pelajar yang tengah berada di taman bermain.

Pada Selasa pukul 08.00 pagi waktu setempat (3/9/2019), sekitar 60 orang berkumpul di Kampus Confucian Tai Shing Ho Kwok Pui Chun di kawasan Tai Po.

Mereka berkumpul untuk mendukung boikot kelas. Yakni aksi yang dilakukan para pelajar sebagai bagian dari pergerakan demo guna menekan pemerintah Hong Kong.

Baca juga: China Tegaskan Dukung Penuh Pemimpin Hong Kong Carrie Lam

Seperti diberitakan Hong Kong Free Press, tak lama kemudian dua van polisi dan sebuah mobil patroli. Dari dalamnya, keluar 10 petugas yang mendekati massa.

Ketika para pelajar itu hendak meninggalkan taman bermain, sejumlah petugas tiba-tiba berlari mengejar dengan salah satunya menjatuhkan murid laki-laki.

Rekaman video yang dirilis Cupid Producer menunjukkan murid pria itu jatuh dengan muka menghantam tanah. Saat dia berusaha bangkit, nampak darah keluar dari mulutnya.

Dilaporkan Apple Daily, setidaknya ada empat siswa yang menjalani penggeledahan sebelum diizinkan pergi. Paramedis merawat yang terluka dan membawanya ke rumah sakit.

Tidak diketahui mengapa polisi bisa datang ke taman bermain itu. Meski wakil kepala sekolah dalam pernyataan resmi mengaku tidak memanggil mereka.

Dalam konferensi pers harian Selasa, juru bicara polisi mengatakan mereka datang ke sekolah di Tai Po karena merespons adanya keluhan terjadi keributan.

Polisi membantah anggota mereka sudah menjatuhkan pelajar itu, dan berkilah mereka "bertanggung jawab" melakukan pengejaran jika ada yang berusaha kabur.

Adapun soal pelajar yang jatuh, juru bicara itu beralasan pada saat kejadian lapangannya tengah basah sehingga baik polisi maupun siswa itu jatuh.

Boikot kelas yang sudah berlangsung selama dua hari sejak Senin (2/9/2019) merupakan aksi yang digagas oleh grup politik Denmsisto maupun kelompok pelajar lain.

Sejak Juni, demo yang awalnya menentang UU Ekstradisi berubah menjadi reformasi demokrasi menentang China, dan kadang disertai gesekan antara pendemo dan polisi.

Pada Senin, sekolah itu menjadi pemberitaan setelah kepala sekolahnya, Leung Chau-wan, mengancam bakal melapor ke polisi jika ada pelajar yang memilih ikut boikot.

Berdasarkan rekaman percakapan yang bocor, Leung membela aksinya dengan menyatakan dia hanya mengikuti panduan pemerintah Hong Kong dan mengklaim semua sekolah melakukannya.

Sekolah juga berencana untuk mengatur setiap siswa yang hendak berpartisipasi dalam aksi boikot untuk ditaruh di aula, dan dikritik para siswa karena tak adil.

"Ini bukanlah kemerdekaan kalian. Mengapa kalian berpikir kalian punya? Ini bukan berarti saya tidak mengatur lokasi. Kalian yang memintanya secara spesifik," ucap Leung.

Baca juga: Pemimpin Hong Kong Carrie Lam: Saya Tidak Pernah Ajukan Pengunduran Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com