Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Janji Bakal Tarik 5.000 Tentara dan Tutup 5 Pangkalan Militernya di Afghanistan

Kompas.com - 03/09/2019, 10:34 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com - Amerika Serikat berjanji bakal menarik hampir 5.000 tentaranya dari Afghanistan dan menutup lima pangkalannya di negara itu dalam waktu 135 hari jika tercapai kesepakatan damai dengan Taliban.

Hal tersebut sebagaimana termuat dalam rancangan perjanjian perdamaian AS yang telah disepakati dengan Taliban, seperti disampaikan kepala perunding AS Zalmay Khalilzad, Senin (2/9/2019).

"Kesepakatan itu dicapai setelah negosiasi selama berbulan-bulan dengan perwakilan dari pergerakan pemberontak. Tetapi rancangan itu masih harus menunggu persetujuan Presiden AS Donald Trump, sebelum dapat ditandatangani kedua belah pihak," ujar Khalilzad dalam wawancara dengan Tolo News, dikutip Reuters.

"Namun pada prinsipnya, kita sudah sampai di sana (kesepakatan)," tambahnya.

Baca juga: Trump: Pasukan AS Akan Tetap di Afghanistan Meski Ada Kesepakatan Damai dengan Taliban

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, menurut juru bicara, juga telah diberi pengarahan tentang rancangan perjanjian tersebut dan akan melihat secara lebih rinci kesepakatan itu sebelum memberikan pendapat.

Sementara Taliban, pada gilirannya, berkomitmen untuk tidak membiarkan Afghanistan digunakan oleh kelompok militan untuk merencanakan serangan terhadap Amerika Serikat maupun sekutunya.

Kesepakatan damai itu juga memuat ketentuan untuk apa yang disebut pembicaraan "antar-Afghanistan" demi tercapainya penyelesaian politik yang lebih luas dan mengakhiri pertempuran antara kelompok Taliban dengan pemerintah Afghanistan di Kabul.

Akan tetapi rincian negosiasi di masa depan masih belum jelas, dengan Taliban yang hingga saat ini masih menolak untuk berurusan langsung dengan pemerintah Afghanistan, yang dianggap sebagai rezim boneka yang tidak sah.

Baca juga: Taliban Tutup Puluhan Fasilitas Kesehatan di Afghanistan

"Ghani akan bertemu dengan Khalilzad dan bakal mempelajari dan menilai rincian dari rancangan perjanjian itu," kata juru bicara kepresidenan Afghanistan, Sediq Sediqqi, kepada wartawan, Senin (2/9/2019).

"Tetapi bagi kami, perdamaian yang berarti atau jalan menuju perdamaian yang bermakna adalah akhir dari kekerasan dan negosiasi langsung dengan Taliban," tambahnya.

Banyak pejabat Afghanistan yang tidak senang dengan dikeluarkannya pemerintah dari perundingan damai antara AS dengan Taliban.

Ada ketidakpastian tentang apakah Presiden Ghani telah diberikan salinan perjanjian tersebut, atau hanya sekadar ditunjukkan.

Khalilzad, yang telah melakukan sembilan kali pertemuan dan pembicaraan dengan perwakilan Taliban, dijadwalkan untuk bertemu dengan sejumlah pemimpin Afghanistan di Kabul minggu ini untuk membangun konsensus sebelum kesepakatan damai ditandatangani.

Baca juga: Trump Sebut AS Bisa Hapus Afghanistan dari Bumi, Ini Reaksi Taliban

Pembicaraan perdamaian AS dengan Taliban berlangsung dengan tindak kekerasan yang terus terjadi di Afghanistan.

Taliban bahkan dilaporkan tetap melakukan dua kali serangan besar-besaran di kota-kota utara, Kunduz dan Pul-e Khumri pada akhir pekan lalu.

"Pasukan keamanan Afghanistan telah mendorong keluar kelompok Taliban dari kedua kota tersebut, namun sebuah serangan bom bunuh diri di Kunduz, pada Senin (2/9/2019), telah menewaskan sedikitnya enam petugas polisi dan melukai 15 lainnya," kata pejabat polisi dan Taliban.

Presiden Trump sebelumnya menyampaikan keinginannya untuk menarik kembali sekitar 14.000 tentara AS dari Afghanistan yang telah melakukan operasi militer menggulingkan Taliban sejak 2001.

Baca juga: Diancam Taliban, Radio Swasta di Afghanistan Memilih Tutup

Akan tetapi ada kekhawatiran di antara para pejabat Afghanistan dan pembantu keamanan nasional AS tentang penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan.

Mereka khawatir dengan kemungkinan Afghanistan dapat kembali terjerumus dalam perang saudara, yang dapat menandai kembalinya pemerintahan Taliban dan memungkinkan munculnya para militan internasional, termasuk ISIS, untuk mencari perlindungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com