Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negaranya Picu Perang Dunia II 80 Tahun Lalu, Presiden Jerman Minta Maaf pada Polandia

Kompas.com - 02/09/2019, 07:55 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WIELUN, KOMPAS.com - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Minggu (1/9/2019), meminta maaf kepada Polandia karena negaranya menjadi pemicu Perang Dunia II delapan dekade silam.

Polandia menjadi salah satu negara yang mengalami kerugian terbesar akibat Perang Dunia II yang pecah pada 1 September 1939 silam, dengan hampir enam juta penduduknya tewas.

Dari total lebih dari 50 juta korban tewas akibat PD II, enam juta di antaranya adalah orang Yahudi yang menjadi korban Holocaust, di mana setengahnya, atau sekitar tiga juta orang merupakan warga Polandia.

"Saya membungkuk di hadapan para korban tirani Jerman dari Polandia, dan saya memohon maaf kepada Anda," kata Steinmeier, dalam upacara dini hari di Kota Wielun, Polandia barat, tempat bom pertama Jerman yang jatuh pada 80 tahun lalu.

Baca juga: Bersiap Hadapi Rusia, Trump Tambah 1.000 Tentara ke Polandia

"Adalah orang-orang Jerman, yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Polandia. Siapa pun yang menyebut mereka masa lalu, atau mengklaim bahwa aturan terorisme Sosialis Nasionalis di Eropa hanyalah catatan kaki sejarah Jerman, maka dia telah menghakimi dirinya sendiri," lanjutnya.

Pernyataan Steinmeier tersebut tampaknya mengacu pada salah satu pemimpin kanan jauh Jerman, Alexander Gauland, yang pernah menyebut Reich Ketiga sebagai "setitik kotoran burung" dalam masa lalu Jerman yang mulia.

Sementara Presiden Polandia Andrzej Duda, pada gilirannya sempat mengecam serangan Nazi terhadap negaranya sebagai "perbuatan biadab" dan "kejahatan perang".

Namun Duda turut memuji rekonsiliasi pasca-perang yang dilakukan oleh pemerintah Jerman.

Polandia menggelar upacara memperingati 80 tahun pecahnya PD II dengan mengundang sejumlah pemimpin negara, termasuk Wakil Presiden AS Mike Pence, Kanselir Jerman Angela Merkel, hingga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca juga: Polandia Berencana Beli 32 Jet Tempur F-35A dari AS

Namun otoritas Polandia mengaku sengaja tidak mengundang perwakilan Rusia dalam upacara di Warsawa, pada Minggu (1/9/2019), sebagai bentuk kritik atas tindakan Moskwa mencaplok Crimea dari Ukraina pada 2014.

Presiden Duda juga mengecam serangan militer yang dilakukan Rusia terhadap negara tetangganya, Georgia pada 2008 dan Ukraina pada 2014, sebagai "tendensi imperialis" yang mengubah perbatasan negara.

"Para pemimpin Eropa dan dunia, serta anggota NATO dan Uni Eropa, agar waspada terhadap tindakan agresi yang mungkin terjadi."

"Harus ada sanksi, tindakan tegas dan jelas, bahwa setiap agresi militer akan ditanggapi dengan reaksi keras," kata Duda.

"Menutup mata bukan cara terbaik untuk menjaga perdamaian, melainkan cara untuk mendorong kepribadian agresif, memberi lampu hijau untuk serangan yang baru," tambahnya.

Baca juga: Polandia Bakal Beli Peluncur Roket Senilai Rp 5,8 Triliun dari AS

Serangan Nazi Jerman ke Polandia pada 1 September 1939 terjadi selang sepekan setelah Berlin dan Uni Soviet diam-diam setuju untuk mengukir Eropa Timur di antara mereka dengan menandatangani Pakta Molotov-Ribbentrop.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com