Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Pasukan AS Akan Tetap di Afghanistan Meski Ada Kesepakatan Damai dengan Taliban

Kompas.com - 29/08/2019, 23:33 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa pasukannya akan tetap berada di Afghanistan meski tercapai kesepakatan damai dengan Taliban.

Disampaikan Trump, Kamis (29/8/2019), jumlah pasukan AS di Afghanistan akan dikurangi menjadi 8.600 tentara, tetapi tidak akan ada penarikan total pasukan meski perang selama 18 tahun di negara itu berakhir.

"Ya, kami harus tetap hadir," kata Trump dalam wawancara dengan radio Fox News.

"Kami akan tetap hadir di sana. Kami mengurangi kehadiran itu dengan sangat substansial, tetapi kami akan selalu memiliki kehadiran di sana. Kami akan memiliki intelijen yang tinggi," tambah Trump.

Baca juga: Taliban Tutup Puluhan Fasilitas Kesehatan di Afghanistan

Dilansir Reuters, Trump mengatakan tingkat kekuatan AS di Afghanistan akan dikurangi dan kemudian akan membuat keputusan tentang apa yang terjadi.

"Sekitar 14.000 anggota militer AS saat ini ditempatkan dan bertugas di Afghanistan, di antaranya sekitar 5.000 didedikasikan untuk operasi kontra-pemberontakan," kata Trump.

Sebelumnya diberitakan, Taliban pada Rabu (28/8/2019) mengatakan telah dekat dengan "perjanjian akhir" dengan para pejabat AS.

Kesepakatan yang akan dicapai tersebut akan membuat pasukan AS menarik diri dari Afghanistan, sementara Taliban berjanji bahwa negara itu tidak akan menjadi surga bagi kelompok-kelompok militan Islam.

Baca juga: Diancam Taliban, Radio Swasta di Afghanistan Memilih Tutup

"Kami berharap akan mendapat kabar baik segera bagi negara Muslim kami yang mencari kemerdekaan,"kata juru bicara kantor politik Taliban di Doha, Suhail Shaheen.

Baik negosiator AS dan Taliban telah melaporkan kemajuan pembicaraan mereka dalam beberapa minggu terakhir, meningkatkan prospek diakhirinya konflik.

Zalmay Khalilzad, perwakilan khusus AS untuk perdamaian di Afghanistan, akan melakukan perjalanan dari Doha ke Kabul minggu ini untuk pertemuan dengan para pemimpin Afghanistan.

AS mulai menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 dan menggulingkan para pemimpin Taliban setelah mereka menolak untuk menyerahkan anggota kelompok militan Al Qaeda di balik serangan teror terhadap World Trade Center dan Pentagon, pada 11 September 2001.

Baca juga: Pejabat Senior Taliban: Para Pemberontak Tetap Ingin Perdamaian

Perwira tinggi militer AS, Jenderal Marinir Joseph Dunford, pada Rabu (28/8/2019), mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk berbicara tentang masa depan pasukan kontraterorisme AS di Afghanistan.

"Saya tidak menggunakan kata 'penarikan' sekarang," kata Dunford, yang juga menjabat sebagai ketua Kepala Staf Gabungan di Pentagon.

"Saya benar-benar berpikir itu terlalu dini untuk berbicara tentang bagaimana kehadiran kontraterorisme kita di Afghanistan. Mungkin atau mungkin tidak tanpa penghargaan yang lebih baik untuk kondisi apa yang akan terjadi," kata Dunford.

Baca juga: Trump: Kami Tidak Ingin Afghanistan Jadi Laboratorium Teror

Dunford mengatakan, dalam lingkungan keamanan di Afghanistan saat ini, pasukan keamanan lokal memerlukan dukungan AS untuk menangani kekerasan.

"Jika kesepakatan terjadi di masa depan, jika lingkungan keamanan berubah, maka jelas kami dapat menyesuaikan," kata Dunford.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com