KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Otoritas Malaysia berniat untuk mengirim kembali hampir 200 kontainer berisi limbah plastik yang berasal dari luar negeri.
Namun upaya tersebut terhambat setelah tidak diketahui dari negara mana kontainer-kontainer sampah plastik tersebut berasal.
Negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Malaysia, telah menjadi sasaran sampah plastik dari negara-negara maju, seperti AS, Australia, dan Inggris.
Hal itu setelah China, sejak tahun lalu, yang membanggakan industri daur ulang raksasanya secara tiba-tiba menghentikan impor sampah.
Baca juga: Mengandung B3, 8 Kontainer Waste Paper dari Australia Ditahan
Malaysia pun menjadi salah satu negara yang menerima dampak pengalihan sampah plastik sejak China memberlakukan larangan penerimaan limbah plastik dari luar negeri.
Diberitakan AFP, Kamis (29/8/2019), pemerintah Malaysia telah mengirim kembali sedikitnya 10 kontainer sampah plastik ke sejumlah negara pengirim.
"Pemerintah Malaysia juga menutup hingga 155 pabrik pengolahan sampah ilegal," kata seorang pejabat senior Kementerian Lingkungan, K Nagulendran.
Meski demikian, pemerintah Malaysia hingga kini masih berupaya mengidentifikasi asal lebih dari 198 kontainer lain yang diduga berisi limbah plastik yang terdampar di tiga pelabuhan.
"Isi kontainer-kontainer itu telah dipastikan sebagai jenis plastik yang dapat diimpor secara legal, tetapi tidak ada satu pun dari kontainer itu yang memiliki izin untuk memasuki Malaysia," kata Nagulendran.
Baca juga: Filipina Kembalikan 69 Kontainer Berisi Sampah ke Kanada
"Kami kini terbatas dalam menemukan negara asal kontainer-kontainer itu karena baru saja ditinggalkan," tambahnya, seperti dikutip AFP.
Sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Filipina, telah mengambil langkah mengembalikan kontainer-kontainer limbah plastik ilegal yang masuk ke negara mereka.
Sejumlah kontainer limbah plastik tersebut diketahui berasal dari negara-negara besar, seperti AS dan Kanada.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.