Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Trump Ingin Bertemu, Ini Permintaan Presiden Iran

Kompas.com - 27/08/2019, 18:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani menanggapi ucapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengisyaratkan dia siap untuk menggelar pertemuan.

Pada Senin (26/8/2019), Trump menyatakan dia siap untuk bertemu Rouhani dalam beberapa pekan mendatang. terobosan di sela agenda KTT G7 di Biarritz, Perancis.

Ekonomi Iran tengah goncang karena sanksi yang dijatuhkan AS setelah Trump secara sepihak memutuskan keluar dari perjanjian nuklir 2015 pada Mei tahun lalu.

Baca juga: Trump Siap Bertemu dengan Presiden Iran, asal...

"Langkah pertama adalah mencabut sanksi. Anda (AS) harus mencabut seluruh sanksi yang ilegal dan salah kepada bangsa Iran," ujar Rouhani dalam siaran televisi.

Dilansir AFP Selasa (27/8/2019), presiden 70 tahun itu mengatakan Teheran tidak melakukan seperti yang ditakutkan oleh AS. Yakni mengembangkan bom nuklir.

"Kunci dari sikap positif ada di tangan Washington. Jika, sejujurnya, ini adalah kekhawatiran kalian, maka kekhawatiran sudah dicabut," lanjut Rouhani.

Dia menegaskan negaranya sama sekali tidak berniat untuk mengembangkan bom atom karena doktrin yang dianut militer Iran berdasarkan senjata konvensional.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sudah mengeluarkan fatwa menentang senjata nuklir pada 2003, dan menyerukannya beberapa kali.

"Jadi, ambillah langkah pertama (cabut sanksi). Karena tanpa langkah pertama, gembok ini tak akan pernah terbuka," beber presiden yang berkuasa sejak 2013 itu.

Tidak Sekadar Ajang Berfoto

Di Biarritz, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan "kondisi pertemuan" antara Trump dan Rouhani dalam beberapa pekan ke depan terjadi berkat konsultasi dan diplomasi yang intensif.

Dalam konferensi pers seusai pertemuan G7, presiden ke-45 AS itu menyatakan dia siap bertemu Rouhani. Dia menambahkan proposal kerangka waktu yang diajukan Macron realistis.

"Saya pikir dia (Rouhani) ingin bertemu. Saya kira Iran supaya situasinya bisa dijernihkan," lanjut presiden yang berasal dari Partai Republik itu.

Dalam pidatonya, Rouhani mengindikasikan dia siap berdialog dengan Washington. Namun, pendekatannya memunculkan kritik dari kalangan ultra konservatif.

Rouhani menjelaskan kebijakan pemerintahannya adalah "interaksi konstruktif" dengan dunia yang sejalan dengan "interaksi luas" yang diserukan pemimpin tertinggi.

Tetapi, dia menekankan bahwa Gedung Putih harus "belajar dari kesalahan" dan kembali kepada komitmen yang didasarkan pada perjanjian nuklir 2015.

Baca juga: Presiden Perancis Undang Menlu Iran ke KTT G7, Trump Kaget

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com