Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Internasional Ulas Kekhawatiran jika Ibu Kota Indonesia Pindah ke Kalimantan Timur

Kompas.com - 27/08/2019, 10:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Dwi menjelaskan dilansir Jakarta Post via CityLab, para pembangun perlu melakukan pekerjaan pendahuluan seperti menggali guna memperkuat lahan gambut.

"Pekerjaan pendahuluan sebelum membangun ibu kota baru bisa menyebabkan lebih banyak kebakaran serta polusi udara." Demikian keterangan Dwi.

Kemudian politisi dari Partai Gerindra, Bambang Haryo, mempertanyakan kelayakan megaproyek itu. Dia menyebut kekhawatiran soal meningkatnya utang hingga deforestasi.

Berdasar data Dana Moneter Internasional (IMF), utang Indonesia berada di kisaran 29 persen dari GDP, menjadikannya kedua terbawah di ASEAN setelah Brunei.

Tetapi rasionya meningkat lima persen dalam lima tahun terakhir. "Tolong pikirkan ini matang-matang. Kita tak bisa menghamburkan uang demi sesuatu tak jelas," ucap Bambang dikutip Nikkei Asien Review.

Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dikutip SCMP via The Guardian berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak akan mengganggu hutan.

"Sebaliknya, kami akan merehabilitasinya," tegas Bambang. Dia melanjutkan sebagian besar dari tanah yang jadi lokasi ibu kota baru merupakan milik pemerintah.

Proyek relokasi itu diprediksi bakal menghabiskan dana Rp 466 triliun. Sebanyak 19 persen bakal didanai dari APBN. Sisanya dari Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan swasta.

Baca juga: Ibu Kota Baru di Kaltim, Instansi Apa Saja yang Akan Pindah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com