Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Internasional Ulas Kekhawatiran jika Ibu Kota Indonesia Pindah ke Kalimantan Timur

Kompas.com - 27/08/2019, 10:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan sudah diketok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bakal memindahkan ibu kota Indonesia ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur," ujarnya Senin (26/8/2019).

Dalam konferensi pers, Presiden Jokowi menjelaskan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur diperlukan karena beban Jakarta saat ini sudah begitu berat.

Baca juga: BKN Prediksi 600.000 ASN Akan Pindah ke Ibu Kota Baru di Kaltim

"Lokasinya sangat strategis. Terletak di tengah Indonesia dan dekat dengan area perkotaan," kata Presiden Jokowi dalam pernyataan yang disiarkan televisi nasional.

Pengumuman itu mengakhiri spekulasi beberapa bulan terakhir apakah Jokowi bakal melaksanakan rencana yang telah dicetuskan Bapak Proklamasi Soekarno 50 tahun silam.

Dia melanjutkan, usulan pemindahan bakal segera diberikan ke DPR. Pembangunan bakal dimulai tahun depan, dengan estimasi 2024, ibu kota baru bisa difungsikan.

Keputusan yang dibuat Jokowi menjadi perbincangan dunia dan diulas oleh media internasional. Selain mengulas pengumuman, media luar negeri juga menyoroti kekhawatiran jika ibu kota pindah.

Salah satu media internasional yang menyorotinya adalah Agence Frence Presse atau AFP. Kantor berita asal Perancis itu menyoroti Kalimantan yang tak hanya jadi lokasi penambangan utama.

Namun juga fakta bahwa pulau yang juga dibagi dengan Malaysia serta Brunei itu merupakan lokasi hutan hujan tropis, serta rumah bagi spesies orangutan.

Pemerhati lingkungan mengungkapkan kekhawatiran bahwa pembangunan ibu kota bakal mengancam spesies terancam punah. Seperti aktivis Greenpeace Indonesia, Jasmine Putri.

"Pemerintah harus memastikan bahwa ibu kota baru di Kalimantan Timur tidak akan dibangun di atas lahan konservasi atau pun area yang dilindungi," kata Jasmine.

Belum lagi kenyataan setiap tahun, Kalimantan juga disibukkan penanganan kebakaran hutan. Pakar tata kota Nirwono Joga menilai, faktor itu membuat Kalimantan belum fit jadi kandidat ibu kota.

"Selain itu, pemindahan tersebut juga belum tentu bakal menyelamatkan Jakarta secara penuh dari masalah seperti banjir, kemacetan, hingga urbanisasi," kata Nirwono.

Mei lalu, Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Dwi Sawung memperingatkan sebagian besar kawasan itu adalah tanah gambut.

Yakni sejenis lahan basah kaya karbon yang terdiri dari sebagian vegetasi mati yang dikeringkan dan dibakar untuk membuat jalan bagi perkebunan kelapa sawit.

Baca juga: Status Daerah Khusus Akan Dicabut dari Jakarta Setelah Ibu Kota Pindah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com