Problem terbesar yang membuat pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur mendesak adalah fakta dua perlima kota itu berada di bawah permukaan laut sehingga ancaman tenggelam jadi besar.
Di beberapa daerah, permukaan mulai surut sebanyak 10 persen per tahun. Fenomena yang disebabkan penggalian akuifer bawah tanah dan diperparah perubahan iklim.
Baca juga: Gerindra Dukung Pemindahan Ibu Kota, tetapi...
Memindahkan ibu kota bakal memberikan tantangan tersendiri. Begitulah keterangan Arya Fernandes, peneliti dari Centre for Strategic and International Studies.
"Merelokasi dari Jakarta tidak akan semudah membalik telapak tangan. Jakarta jelas tetap menjadi jangkar bagi kehidupan politik Indonesia," jelasnya.
Fernandes mengatakan, pengumuman itu nampaknya menjadi upaya Jokowi untuk menorehkan warisan sebagai pemimpin yang mengedepankan infrastruktur sejak menjabat pada 2014.
Satu lagi media AS yang memberitakan relokasi ibu kota dari Jawa adalah New York Times yang mengangkat judul Indonesia’s Capital Is Sinking, Polluted and Crowded. Its Leader Wants to Build a New One.
Dalam paragraf pembuka, The Times menceritakan Jakarta yang kualitas udaranya masuk kategori terburuk di dunia, kemacetan yang melegenda, hingga bahaya berjalan di trotoar.
The Times melansir bagaimana Jokowi hendak memindahkan ibu kota Indonesia yang baru ke Kalimantan. Pulau yang terkenal akan satwa orangutan hingga hutan hujan tropis.
Proyek relokasi itu diprediksi bakal menghabiskan dana Rp 466 triliun. Sebanyak 19 persen bakal didanai dari APBN. Sisanya dari Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan swasta.
Jakarta berdiri sejak abad ke-14, dan selama berabad-abad berfungsi sebagai ibu kota para raja serta sultan, sebelum kedatangan Belanda pada 1600-an.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.